Instagram

Friday, December 22, 2017

Se-Tahun di Kota Surabaya

Ahh udah lama banget gak nulis disini.
kangen banget rasanya.
tahun ini bener-bener hectic, sampai ga punya waktu nulis disini.
kangen.
hihihi

Ga terasa udah setahun stay di Kota Surabaya. Kota yang ga pernah aku lirik,bahkan terpikirkan sedikitpun engga. Karena jauh dari hometown-ku, orang tua ga bakal kasih izin ke Kota ini. Tapi somehow, here i am right now ! kadang sesuatu itu memang ga disangka, ga bisa diduga, terjadi gitu aja. 

Aku stay disini bukan untuk sekedar bermain atau liburan. Tahun lalu akhirnya aku memutuskan untuk melanjutkan jenjang pendidikan di Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) yang letaknya di Kota Surabaya, Jawa Timur, Indonesia. Awalnya rada susah dapet izin dari orang tua, berhubung kota Surabaya yang jauh banget dari hometown-ku. Mereka rada berat ngelepas anak perempuannya pergi rantau cukup jauh, apalagi ga ada saudara disana sama sekali. Tapi untungnya aku punya teman lama yang udah stay disini sekitar dua tahun lamanya. Kebetulan teman-teman D3-ku melanjutkan pendidikan mereka di ITS juga. Berkat bujutk rayu diiringi tangis bombay, akhirnya dapat izin juga untuk melanjutkan S2 di sini.

26 November 2016, pertama kali aku menginjakkan kaki di Kota ini, disambut hangat oleh teman-teman lama yang udah lama banget ga ketemu sejak lulus D3. Bisa dibilang kayak mini-reuni gitu deh, hehehe. They're took care of me really well. Mereka bantuin aku ngurusin semua hal disini, mulai dari persyaratan daftar S2 sampai cari kost.Oh God, thank you very much for sending them to me. 

Kesan pertama di kota ini adalah hedonis dan heterogen. Aku baru sadar bahwa aku berada di salah satu kota besar di Indonesia. Awalnya rada kaget, maklum di Sumatera ga sebebas disini, hihihi. Kebayang ga sih, kamu bisa pulang di atas jam 10 PM tanpa satu orang pun yang protes, peduli, bahkan memperhatikan pun tidak. Oh WOW ! i love this city. Biasanya ditempatku kalo keluar malem dan pulang di atas jam 9 PM, orang-orang disekitarmu bakal mulai bergosip dan tiba-tiba kamu jadi populer deh, hahaha. Disini bebas, they don't care about you at all. You do what you have to do, and i'll do mine. Keren ga tuh? hahaha. Tapi meskipun gitu, aku masih punya batasan dan tau diri dong. Aku masih ingat tujuan utama datang ke Kota ini, untuk menuntut ilmu, bukan melakukan hal-hal aneh lainnya. Oh well, that's enough, let me tell you how beautiful this city is.

Kota Surabaya (Bhs. Jawa: Suroboyo, Bhs. Madura: Sorěbějě) adalah ibu kota Provinsi Jawa Timur, Indonesia, sekaligus kota metropolitan terbesar di provinsi tersebut. Surabaya merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Kota ini terletak 796 km sebelah timur Jakarta, atau 415 km sebelah barat laut Denpasar, Bali. Surabaya terletak di pantai utara Pulau Jawa bagian timur dan berhadapan dengan Selat Madura serta Laut Jawa. Surabaya memiliki luas sekitar 350,54 km² dengan penduduknya berjumlah 2.765.487 jiwa (2010). Daerah metropolitan Surabaya yaitu Gerbangkertosusila yang berpenduduk sekitar 10 juta jiwa, adalah kawasan metropolitan terbesar kedua di Indonesia setelah Jabodetabek. Surabaya dilayani oleh sebuah bandar udara, yakni Bandar Udara Internasional Juanda, serta dua pelabuhan, yakni Pelabuhan Tanjung Perak dan Pelabuhan Ujung. Surabaya terkenal dengan sebutan Kota Pahlawan karena sejarahnya yang sangat diperhitungkan dalam perjuangan Arek-Arek Suroboyo (Pemuda-pemuda Surabaya) dalam mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia dari serangan penjajah.(Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Surabaya)

Selain itu, Surabaya juga terkenal sama patung Hiu dan Buaya (Sura dan Baya) yang jujur aku cuma liat pas kalo lewat aja, ga bener-bener ngamatin sampe berhenti apalagi take some photos gitu.

Surabaya juga terkenal sama jembatan Suramadu. Jembatan penghubung kota Surabaya dengan Pulau Madura dengan panjang kurang lebih 6 KM. Jembatan ini merupakan salah satu akses menuju Pulau Madura. Aku sih terhitung udah dua kali ke Madura, merasakan sensasi jembatan di atas laut. Kalau dibandingkan dengan Jembatan Ampera (ikon Kota Palembang) ya pastinya beda sensasi. Pas kesana malam hari, lampu disisi kiri-kanan jembatan nyala gitu, cantik banget keliatannya. Cuma sayang itu jalan tol, ga bisa stop buat enjoying view hehehe.




Nah ada satu lagi ikon Kota Surabaya yang awalnya cuma denger-denger kabarnya doang, Taman Bungkul. hahaha. Aku awalnya cuma sekedar iseng main kesana sama salah seorang temanku. Suasananya cukup nyaman dan ramai. Apalagi weekend, sampai tengah malam pun tetap ramai, baik itu sama anak remaja yang sekedar nongkrong, berbagai komunitas, ataupun kumpul-kumpul keluarga. Disana juga banyak tersedia jajanan maupun menu makan besar. Ada juga bazar aksesoris dan lain-lainnya. Cukup recommended-lah tempatnya apalagi kalau untuk duduk santai di malam hari.

Nah berhubung aku itu sukanya sama Pantai, di Kota Surabaya ga ada pantai, huhuhu. Kalau mau lihat pantai harus ke luar kota menuju garis pantai Kota Malang. Disana banyak pantai-pantai cantik banget. Aku udah berkunjung ke beberapa pantai antara lain Pantai Kondang Merak, Pantai Tiga Warna, Pantai Balekambang, dan Pantai Goacina. Masih banyak lagi pantai disana yang belom tereksplore oleh diriku.

Jadi bisa dibilang selama kurang lebih setahun di Surabaya, masih banyak yang belom aku eksplore. Karena aku terlalu disibukkan sama urusan kampus dan kalaupun ada waktu luang aku manfaatkan untuk tidur. Balas dendam kurang tidur.  Dua hal yang masih sering jadi kendalaku disini, bahasa dan makanan. Hampir setahun aku masih belum cocok dengan makanan disini. Makanku ga teratur dan sembarangan. Dan pada akhirnya, nasi padang tetap jadi favorit, hahaha. Untuk komunikasi aku menggunakan bahasa persatuan Bahasa Indonesia ! Disini mayoritas menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari, their mother's language. Meskipun udah setahun disini, aku masih kesulitan untuk berkomunikasi. Aku hanya mengerti satu dua kata aja dalam bahasa Jawa, lainnya zonk deh. Terkadang sedih sih pingin ikut nimbrung obrolan tapi ga tau mulai dari mana dan ga ngerti apa yang mereka bicarakan. Dan kalaupun mereka pada ngobrol, aku harus minta salah satu teman yang mengartikannya ke Bahasa Indonesia, iya kalau dia bersedia bakal dijelasin dengan baik dan benar, kadang ada juga teman yang iseng, malah dialihkan ke hal lain, atau bahkan ada yang sama sekali ga mau translate untukku. Yah kalo untuk masalah makanan masih bisa disiasati dengan nasi padang atau alternatif lainnya, tapi untuk urusan bahasa ga ada sousinya. Cuma bisa pasrah aja. Aku percaya saja, cuma masalah waktu, lambat laun semuanya akan mudah pada akhirnya. Hanya masalah prosesnya saja.

Well, overall i like this city, but still have no plans to staying here for a long time, unless.... (hahahahahaaaaa).

SURABAYA !