And this post is about the continuation of Kawah Ijen trip.
so, here we go guys...
Sebelumnya, aku bercerita panjang lebar mengenai tantangan serta keseruan selama pendakian Gunung Ijen. Nah ini merupakan kelanjutan cerita perjalananku setelah turun dari Gunung Ijen.
Kira-kira jam tujuh pagi lewat sekian aku mendarat di pos Paltuding. Sebelumnya telah diberi arahan oleh pihak tour ketika turun harus kemana. Hal pertama yang ku butuhkan adalah toilet dan kamar mandi. Namun begitu melihat antrian yang mengular, aku mengurungkan niatku. Dengan setengah kantuk, aku memutuskan untuk ke warung makan, mengisi perut. Pilihan menu yang tersedia yaitu Soto Ayam, Nasi goreng, Mie Goreng dan Mie rebus. Aku memesan Nasi Goreng dan Teh hangat. Cukup lama menunggu makanan disajikan karena cukup ramai. Banyak sekali orang-orang yang turun gunung kemudian beristirahat sembari mengisi perut. Saat itu aku terpisah dengan ketiga orang temanku. Aku berjalan cukup cepat sehingga tiba di Paltuding lebih dahulu.
Satu per satu temanku muncul dan kami berkumpul kembali di warung makan menikmati sarapan pagi ditemani teh hangat. Masing-masing menceritakan pengalaman masing-masing selama pendakian. Lelah itu hilang sesaat diisi oleh senda gurau dan tawa renyah. Pilihan untuk pergi trip bersama mereka tidak salah. Tidak terbayang seandainya aku pergi sendirian, alangkah bosannya.
Kami para peserta tour diberi waktu kurang lebih selama dua jam untuk beristirahat dan bersih-bersih sebelum melanjutkan perjalanan ke destinasi berikutnya.
Setelah semua siap, para tour guide menginformasikan bahwa kami harus segera berkumpul agar perjalan segera dilanjutkan. Kebanyakan dari kami cukup kelelahan sehingga selama perjalanan hanya tidur dan tak sempat lagi bersenda gurau.
Saat tiba waktunya Dzuhur, kami berhenti di rest area selama satu jam lebih, yang aku pun tak tahu di daerah mana. Para tour guide mempersilahkan kami untuk bersih-bersih (mandi) dan beribadah. Setelah itu perjalanan kembali dilanjutkan. Mood para peserta tour sudah kembali lagi mungkin karena sudah mandi hahaha. Elf kembali dipenuhi gemuruh suara dan tawa canda. Banyak pemandangan indah yang disajikan seperti pegunungan yang aku pun lagi-lagi tak tahu namanya dan tentu saja laut biru membentang luas.
Sekitar jam 2 siang, kami tiba di Pantai Bama. Cukup terik bukan untuk menikmati pantai?
Namun sayang pantainya tak seindah pantai-pantai yang sudah ku kunjungi sebelumnya. Sepertinya pantai ini jarang terjamah oleh wisatawan. Namun meskipun begitu, aku tetap menikmati birunya langit dan air laut. Mendengar bisikan angin dan deru ombak yang seolah berlari saling mendahului. Aku masih merasakan bau khas laut yang sudah lama ku rindukan. Masih kurasakan lembutnya sentuhan pasir pantai pada telapak kakiku. Berteduh di bawah hijau pepohonan di tepi pantai. Apapun itu kondisinya, satu hal yang pasti, Aku mencintai pantai apapun keadaanya. Ku tutup mata, menikmati semilir angin dan suara deru ombak itu. Aku Bahagia, saat itu :)
Menyempatkan diri mengabadikan kebahagiaan itu |
Teman-temanku juga menikmati pantai itu. Meskipun aku yakin, mereka juga merasakan apa yang ku rasa, namun short escape itu tetap saja memberi kebahagiaan tersendiri.
Berpose yang entah kenapa malah begini :) |
Aku dan teman-temanku antri mengambil makanan. Lauk pauk seadanya namun sehat. Setelah memenuhi sepiring makanan, aku dan teman-temanku makan di luar ruangan karena sudah penuh. Baru saja aku meletakkan piringku di atas meja, tiba-tiba ada seekor monyet dari belakang menghampiri piringku. Aku sangat terkejut, berteriak dan semua pengunjung lain melihat ke arahku. Monyet itu mengambil makananku. Pengunjung lain melihatku setengah iba , setengah kaget, dan bahkan ada yang tertawa. Lucu memang. Meskipun cukup mengejutkan. Jadilah aku mengambil makanan lagi, karena yang tadi rupanya rezekinya si monyet itu. Dan aku baru tau bahwa monyet itu tidak hanya makan pisang saja. Monyet juga suka ayam dan nasi hahahaha.
Berfoto bersama para peserta tour lainnya :) |
Setelah puas bermain di Pantai Bama, Aku bersama peserta tour lainnya melanjutkan perjalanan ke destinasi selanjutnya yaitu Taman Nasional Baluran. Jujur saja aku sangat excited karena beberapa temanku perna kesana, dan katanya disana cukup indah. Aku lupa tepatnya berapa lama perjalanan dari Pantai Bama ke Taman Nasional Baluran.
Ketika pertama memasuki kawan taman nasional itu, aku mulai mengerti pemandangan apa yang akan tersaji nantinya. Dari dalam Elf aku melihat tanah yang kering gersang serta tumbuhan yang mati, mungkin karena teriknya matahari di musim kemarau. Kiri dan kanan tersaji pemandangan seperti itu. Seorang temanku pernah berkata bahwa disana merupakan habitat satwa liar seperti ular derik. Tentu saja, batin ku setelah melihat sekeliling perjalanan.
Lalu kami tiba di tengah taman nasional. Di tanah kering nan gersang yang dikelilingi oleh bukit dan gunung, yang aku tak tahu namanya. Rumput liar yang harusnya tumbuh hijau, berubah menjadi cokelat karena kemarau. Saat itu matahari sore cukup terik, namun tak sedikit pun menciutkan niat kami untuk menikmati pemandangan yang tersaji. Tentu saja berfoto mengabadikan momen itu. Untuk sekedar kenangan yang akan di kenang nantinya.
Aku yakin jika rumput liar itu bisa berbicara, mereka sudah demo meminta air. Di sana sangat kering dan gersang. Namun rumput liar itu justru menyajikan keindahannya tersendiri. Cokelat di darat dan biru di langit. Perpaduan warna yang unik bukan?
Cukup lama kami menikmati pemandangan di Taman Nasional Baluran ini. Kami juga sempat mampir di warung untuk sekedar menikmati minuman dingin pelepas dahaga karena panas. Para peserta tour lainnya masih berfoto, namun aku dan teman-temanku sudah cukup lelah sehingga kami lebih memilih melipir ke warung. Oh iya disini juga ada monyet lho. Pastinya sih karena taman nasional dan habitat mereka. Dengan kejadian sebelumnya, aku menjadi lebih sedikit waspada. Bahkan cenderung menghindari monyet-monyet itu hahaha.
Saat matahari hampir tenggelam, kami mengakhiri perjalanan dan kembali pulang menuju Surabaya. Kebanyakan para peserta sudah kelelahan. Hingga akhirnya kali Elf hening. Aku pun sesekali terlelap. Teman-temanku juga begitu. Sempat juga bercanda dengan mengerjai salah seorang teman yang tertidur duluan dengan mulut ternganga lebar hahaha
Ah iya, ada salah satu peserta tour yang sepertinya pasangan kekasih atau sudah menikah, aku juga kurang yakin. Mereka duduk tepat di depan kami di dalam Elf. Mereka berdua kelihatan sangat mesra ketika berfoto dan disetiap momen. Hingga aku dan teman-temanku menebak apakah mereka sepasang kekasih atau sepasang suami istri. Dengan melihat mereka berdua, bisa disimpulkan perjalanan dengan pasangan itu cukup menyenangkan. Tapi perjalanan dengan teman-teman juga tak kalah menyenangkan. Karena sekarang belum punya pasangan, Aku sangat menikmati momen perjalanan bersama teman-temanku.
Kami tiba di Surabaya sekitar jam satu dinihari. Semuanya terlihat lelah dan ngantuk. Aku dan teman-temanku pun segera kembali ke kost dan beristirahat. Perjalanan dua hari satu malam yang meskipun diawali dengan drama namun sangat menyenangkan. Lagi-lagi mendapatkan pengalaman baru yang tak terduga.
Dahulu, tak pernah terlintas di kepalaku untuk menginjakkan kaki ke Gunung Ijen.
Dahulu tak pernah terlintas di kepalaku untuk menghirup bau laut di Pantai Bama.
Dahulu tak pernah terlintas di kepalaku untuk menikmati gersangnya Taman Nasional Baluran.
Terkadang keluar dari zona nyaman itu menyenangkan.
Perjalanan itu tidak semua tentang destinasi yang dituju, namun bersama siapa kamu menikmati dan menghabiskan tiap detiknya.
dan Aku Bahagia.
Ketika pertama memasuki kawan taman nasional itu, aku mulai mengerti pemandangan apa yang akan tersaji nantinya. Dari dalam Elf aku melihat tanah yang kering gersang serta tumbuhan yang mati, mungkin karena teriknya matahari di musim kemarau. Kiri dan kanan tersaji pemandangan seperti itu. Seorang temanku pernah berkata bahwa disana merupakan habitat satwa liar seperti ular derik. Tentu saja, batin ku setelah melihat sekeliling perjalanan.
Lalu kami tiba di tengah taman nasional. Di tanah kering nan gersang yang dikelilingi oleh bukit dan gunung, yang aku tak tahu namanya. Rumput liar yang harusnya tumbuh hijau, berubah menjadi cokelat karena kemarau. Saat itu matahari sore cukup terik, namun tak sedikit pun menciutkan niat kami untuk menikmati pemandangan yang tersaji. Tentu saja berfoto mengabadikan momen itu. Untuk sekedar kenangan yang akan di kenang nantinya.
Langit Biru dan Rumput liar cokleat |
Aku yakin jika rumput liar itu bisa berbicara, mereka sudah demo meminta air. Di sana sangat kering dan gersang. Namun rumput liar itu justru menyajikan keindahannya tersendiri. Cokelat di darat dan biru di langit. Perpaduan warna yang unik bukan?
Mengabadikan momen lagi :) |
Cukup lama kami menikmati pemandangan di Taman Nasional Baluran ini. Kami juga sempat mampir di warung untuk sekedar menikmati minuman dingin pelepas dahaga karena panas. Para peserta tour lainnya masih berfoto, namun aku dan teman-temanku sudah cukup lelah sehingga kami lebih memilih melipir ke warung. Oh iya disini juga ada monyet lho. Pastinya sih karena taman nasional dan habitat mereka. Dengan kejadian sebelumnya, aku menjadi lebih sedikit waspada. Bahkan cenderung menghindari monyet-monyet itu hahaha.
Saat matahari hampir tenggelam, kami mengakhiri perjalanan dan kembali pulang menuju Surabaya. Kebanyakan para peserta sudah kelelahan. Hingga akhirnya kali Elf hening. Aku pun sesekali terlelap. Teman-temanku juga begitu. Sempat juga bercanda dengan mengerjai salah seorang teman yang tertidur duluan dengan mulut ternganga lebar hahaha
Ah iya, ada salah satu peserta tour yang sepertinya pasangan kekasih atau sudah menikah, aku juga kurang yakin. Mereka duduk tepat di depan kami di dalam Elf. Mereka berdua kelihatan sangat mesra ketika berfoto dan disetiap momen. Hingga aku dan teman-temanku menebak apakah mereka sepasang kekasih atau sepasang suami istri. Dengan melihat mereka berdua, bisa disimpulkan perjalanan dengan pasangan itu cukup menyenangkan. Tapi perjalanan dengan teman-teman juga tak kalah menyenangkan. Karena sekarang belum punya pasangan, Aku sangat menikmati momen perjalanan bersama teman-temanku.
Kami tiba di Surabaya sekitar jam satu dinihari. Semuanya terlihat lelah dan ngantuk. Aku dan teman-temanku pun segera kembali ke kost dan beristirahat. Perjalanan dua hari satu malam yang meskipun diawali dengan drama namun sangat menyenangkan. Lagi-lagi mendapatkan pengalaman baru yang tak terduga.
Dahulu, tak pernah terlintas di kepalaku untuk menginjakkan kaki ke Gunung Ijen.
Dahulu tak pernah terlintas di kepalaku untuk menghirup bau laut di Pantai Bama.
Dahulu tak pernah terlintas di kepalaku untuk menikmati gersangnya Taman Nasional Baluran.
Terkadang keluar dari zona nyaman itu menyenangkan.
Perjalanan itu tidak semua tentang destinasi yang dituju, namun bersama siapa kamu menikmati dan menghabiskan tiap detiknya.
dan Aku Bahagia.