Instagram

Thursday, October 31, 2019

Reward Trip from JWGEA

I'm so glad to back here,
I missed one last month :(

But it's okay, aku akan berusaha untuk tetap konsisten lagi hahaha
Kali ini aku akan menulis mengenai perjalanan sehari ke Pantai 3 Warna yang terletak di Kabupaten Malang.

Pada postingan sebelumnya, aku membahas mengenai join workshop empat kampus yang kali ini diselenggarakan di kampusku ITS. Jujur saja alasan utama aku mengikuti kegiatan itu adalah reward jalan-jalan ke Pantai 3 Warna. Sebelumnya aku tidak pernah mengikuti kegiatan kampus apapun. Aku benar-benar telah membuang banyak kesempatan selama ini. Akhirnya setelah mendapatkan informasi mengenai JWGEA di social media, aku segera mendaftar karena tertarik dengan reward kegiatannya. Pengalaman workshop juga ku peroleh tentunya. Pengalaman pertama dan sangat berharga.

Hari keempat pada run down acara diisi dengan free time jalan-jalan ke Pantai 3 Warna yang terletak di Kabupaten Malang. Hampir semua peserta hadir pada hari itu. Sehari sebelumnya kami diberi informasi agar berkumpul pukul 03.30 WIB dikarenakan letak pantainya cukup jauh dari Kota Surabaya.

Pagi itu aku terjaga pukul tiga setelah tidur kurang lebih dua jam. Aku pun segera packing keperluan selama perjalanan hari itu seperti pakaian ganti, peralatan mandi, sun block., cemilan dan obat-obatan. Setelah semua siap dan lengkap, aku pun pergi menuju titik kumpul di kampus. Sebenarnya aku cukup takut naik ojol pada jam itu karena jalanan cukup sepi, namun alhamdulillah aku tiba di titik kumpul dengan selamat berkat bapak ojol yang baik hati itu.

Tiba disana, aku bertemu dengan peserta workshop yang lain. Sesuai dengan arahan panitia penyelengara, peserta laki-laki dan perempuan menggunakan bus yang berbeda. Peserta laki-laki berkumpul di area kampus sementara peserta perempuan berkumpul di penginapan kampus perempuan.

Sesuai jadwal, keberangkatan dimulai tepat jam 4 pagi. Ada beberpaa orang peserta yang hampir terlambat. Bangun jam 3 pagi memang berat rupanya hahaha.

Selama perjalanan aku duduk bersebelahan dengan mahasiswi magister dari ITS jurusan teknik arsitektur, PM begitu dia biasanya dipanggil. Aku dan PM berkenalan sejak hari seleksi peserta sesama ITS. Sejak saat itu kami cukup nyambung berbicara satu sama lain. Memiliki kesamaan yaitu aku yang pernah tinggal di Palembang dan dia mempunyai pacar yang tinggal disana. Sepanjang jalan banyak yang kami bicarakan mulai dari destinasi wisata, perkuliahan, masa-masa tesis, hingga asmaranya dia. Perjalanan cukup jauh dan memakan waktu yang lama. Kami tiba di pintu masuk destinasi sekitar jam 9 pagi. Kami disambut oleh penduduk setempat yang telah bekerjasama dengan panitia, mereka menyiapkan sarapan pagi untuk kami. Menu sarapan yang sangat Indonesia menurutku. Nasi pecel dengan ragam lauk dan gorengan. Saus kacang tidak pernah mengecewakan. Peserta workshop dari Thailand dan Jepang menyukainya.

Setelah menikmati sarapan pagi, kami dibagi menjadi beberapa kelompok dan masing-masing kelompok diberi tour guide dan panitia pendamping. Aku kebagian kelompok terakhir dengan PM sebagai panitia pendamping. Aku satu kelompok dengan Mbak Nela, Mbak Putri, PM, dan ketiga peserta dari Malaysia yang aku lupa namanya (maafkan aku teman -.-" ).

Seperti yang diketahui, Pantai 3 Warna terletak di Jl. Sendang Biru, Area Sawah/Kebun, Tambakrejo, Sumbermanjing, Malang, Jawa Timur. Pantai 3 warna ada dalam area Rehabilitasi dan Konservasi Mangrove, Terumbu Karang serta Hutan Lindung. Dari pusat kota Malang, pantai ini berjarak sekitar 150 km. Untuk mencapai Pantai 3 Warna, bisa dengan mengikuti penunjuk arah, dari Kota Malang menuju Kecamatan Bululawang, Kecamatan Turen, Kecamatan Sumber Manjing Wetan, dan Pantai Sendang Biru. Ketika tiba di pertigaan Pantai Sendang Biru, ada petunjuk arah, setelah itu ikuti petunjuk yang menuju Clungup Mangrove Conservation. Petunjuk itu merupakan arah ke Pantai Clungup, Pantai Gatra dan Pantai 3 Warna.

Pantai Tiga Warna sudah dikelola dengan baik dan harus booking terlebih dahulu jika ingin masuk dan menikmati keindahan alamnya. Untuk pengunjung rombongan dengan anggota 10 orang dikenakan biaya 300.000.-. Dengan perincian Rp. 100.000 untuk sewa guide, Rp. 150.000 untuk sewa lahan dan tenda dan Rp. 50.000 untuk tiket 10 orang. Wisatawan yang datang dibatasi jumlahnya. Jika kuota wisatawannya sudah penuh, otomatis harus menunggu hingga kelompok yang sudah ada di lokasi kembali terlebih dahulu. Ini dilakukan untuk menjaga kebersihan Pantai. Sedikit tips, disarankan untuk membawa bekal sendiri karena tidak ada warung di Pantai ini. Lalu jangan sekali-kali membuang sampah sembarangan karena akan dikenakan denda.

Setelah menerima briefing singkat, kelompokku mulai tracking menuju Clungup Mangrove Conservation. Selama tracking, ada beberapa pos yang kami lewati. Pos pertama merupakan tempat pendataan barang bawaan semua pengunjung pantai. Hal ini dilakukan untuk menjaga kebersihan pantai. Jadi jumlah barang yang dibawa sat menuju pantai harus sama dengan jumlah barang yang dibawa ketika meninggalkan pantai. Pos-pos selanjutnya aku lupa untuk apa hehehe.

Teman-teman JWGEA Thailand di Pintu masuk Clungup Mangrove Conservation
 Sepanjang perjalanan, kami menikmati pemandangan Hutan Mangrove yang dilindungi dan dijaga oleh penduduk setempat. Pantai pertama yang kami kunjungi adalah Pantai Clungup, namun sayangnya saat itu kondisi air laut sedang surut.

Pantai Clungup bersama seluruh peserta JWGEA
Setelah Pantai Clungup, kami pun melanjutkan tracking menuju Pantai Gatra. Ini kali kedua aku mengunjungi kawasan konservasi ini sehingga tidak asing bagiku. Kembali ke Pantai Gatra mengingatkanku memori tahun 2017, dimana aku pertama kali kesini bersama teman-teman dari FMM-LJ ITS. Pantai Gatra terkenal dengan canoe nya. Aku dan para peserta JWGEA lainnya mencoba canoe. Aku dan PM awalnya tidak ingin mencoba karena kami terlalu malas untuk basah-basah, namun setelah melihat teman-teman yang asyik bermain canoe dan berenang, kami berdua pun bersemangat mencoba. Canoeing untuk pertama kalinya, rasanya takut-takut seru. Aku yang tidak bisa berenang tentu saja takut air. Tapi aku sangat ingin mencoba canoeing. Setelah observasi cukup lama dan memastikan bahwa aman, aku pun mencoba. Awalnya ma sih histeris, namun selanjutnya justru sangat seru. Berapa lama aku mencoba canoeing? tidak sampai lima menit hahaha, karena aku takut terbawa arus ke Samudera Hindia -.-"


Canoeing for the first time in my life
Teman-teman JWGEA mencoba canoeing

Selama di Pantai Gatra, semua peserta JWGEA benar-benar asyik bermain air dan menikmati pemandangan yang disajikan. Bahkan teman-teman peserta dari jepang tanpa malu-malu topless. Mereka sungguh ekspresif.


Teman-teman JWGEA Jepang

Mbak Nela, Me, dan Teman-teman dari Malaysia

 Dan tak lupa seluruh peserta berkumpul dan berfoto bersama di Pantai Gatra tersebut. 


JWGEA 2019 di Pantai Gatra
Setelah puas bermain di Pantai Gatra, kami pun melanjutkan tracking menuju Pantai 3 Warna yang merupakan destinasi terakhir. Keunikan utama Pantai Tiga Warna Malang adalah warna airnya yang berbeda-beda. Biru-Hijau-Putih. Adakalanya warna itu berubah menjadi Biru-Hijau-Pink. Perbedaan warna ini disebabkan oleh kedalaman air laut. Selain itu, ombak di pantai ini cukup tenang, karena ombak besar dari Samudera Hindia terhalang oleh Pulau Sempu.

Banyak aktifitas yang bisa dilakukan di Pantai ini seperti renang, snorkeling, atau bisa juga camping. Untuk fasilitas snorkeling, pengunjung bisa menyewa peralatan di lokasi pantai. Biaya sewa peralatan Snorkelingnya aku lupa karena waktu itu semua diurus oleh panitia. Satu set perlengkapan terdiri atas baju pelampung, kaca mata dan alat bantu napas.  

Aku awalnya bersemangat untuk mencoba snorkeling. Namun karena sudha kelelahan bermain di Pantai Gatra, akhirnya aku dan PM hanya duduk di tepi pantai menikmati deru ombak dan pemandangan indah yang tersaji. Hal serupa juga dilakukan oleh peserta lainnya. Ada juga yang menikmati pemandangan bawah laut dengan snorkeling.

Menikmati keindahan tiga warna (Biru-Hijau-Putih)

Playing along with PM
View dari batu karang ini sangat bagus


Pantai 3 Warna saat itu
Kebanyakan dari kami sudah kelelahan, sehingga banyak yang lebih memilih beristirahat setibanya di pantai ini. Kami duduk di bawah pohon rindang menikmati santap siang ditemani deburan ombak dan birunya laut saat itu. Kurang lebih dua jam kami disana, setelah itu satu persatu dari kelompok menaiki speed boat menuju dermaga. Kelompokku menjadi yang terakhir. Tentu saja aku yang tak bisa berenang sangat takut di atas speedboat itu. Namun aku cukup terhibur degan pemandangan indah disekeliling. Nampak Pulau Sempu, kapal-kapal nelayan, dan perlahan dermaga mulai terlihat. Kami pun tiba di dermaga dengan selamat dan dilanjutkan dengan mandi sebagai persiapan kembali ke Kota Surabaya. Selama perjalanan pulang, sebagian besar dari kami tertidur karena lelah. Kebersamaan selama empat hari itu harus berakhir malam itu juga. Esok hari teman-teman peserta harus kembali ke negaranya masing-masing. Melanjutkan studi masing-masing. Demi meraih cita-cita yang diimpikan. Empat hari yang tak terlupakan buatku. Pengalaman baru dan teman baru. Sukses buat kita semua dimanapun kita berada :).