Hello June, my precious month :)
Glad to see you again this year.
Kali ini aku menuliskan mengenai pengalamanku berkunjung ke makam Bung Karno yang berada di Kota Blitar.
Here we go,,,,
Kompleks makam Bung Karno ini terletak di Kelurahan Bendogerit,
Kecamatan Sanawetan Kota Blitar, tepatnya di Jl. Slamet Riyadi. Pusara
Bung Karno dan kedua orangtuanya ditempatkan di sebuah bangunan
berbentuk joglo, ciri khas bangunan masyarakat Jawa, yang disebut dengan
Cungkup Astana Mulyo. Nisan Bung Karno yang terbuat dari batu pualam
besar berwarna hitam, bertuliskan: “Di sini dimakamkan Bung Karno,
Proklamator Kemerdekaan dan Presiden Pertama Republik Indonesia,
Penyambung Lidah Rakyat”.
Makam Bung Karno ini menjadi magnet tersendiri bagi
wisatawan yang datang berkunjung. Hampir setiap hari kompleks makam seluas
lebih dari 1,8 hektare ini selalu ramai dikunjungi. Apalagi setelah
adanya perpustakaan dan museum kecil yang terbuka untuk masyarakat umum,
pengunjung pun bisa mendapatkan informasi yang lebih banyak mengenai
perjuangan Bung Karno. Tempat ini juga dilengkapi dengan fasilitas
musala dan pendapa paseban sebagai tempat pengunjung yang ingin
beristirahat. Setiap harinya, kompleks makam
ini dibuka dari pukul 08.00 - 17.00 WIB.
Usut punya usut, dahulunya Cungkup Astana Mulyo ini ditutup rapat dengan dinding kaca
sehingga pengunjung hanya bisa melihat makam Bung Karno dari luar kaca
penyekat. Namun sejak tahun 2001, saat negeri ini dipimpin oleh Presiden
Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Megawati Soekarnoputri sebagai
wakilnya, seluruh dinding kaca pemisah itu dibongkar sehingga pusara
Bung Karno benar-benar terbuka untuk umum. Jadi, siapa pun bisa
berkunjung dan berziarah ke makam Bung Karno serta mendekat langsung ke
pusaranya, bahkan menyentuh batu nisannya seperti sekarang ini.
Kawasan makam Bung Karno ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu museum, perpustakaan nasional, dan makam Bung Karno. Museum Bung Karno terletak di gedung A bagian barat dan berdampingan dengan perpustakaan nasional.
Jumat, 14 Februari 2019, hari itu kondisiku kurang terlalu fit. Aku mulai terserang radang tenggorokan sejak kemarin. Aku pun tak tahu sebabnya karena bisa jadi akibat makan sembarangan atau kebanyakan makan makanan pedas. Kondisi radangku semakin parah karena malam harinya badanku mulai panas. Efek dari radang tenggorokan tersebut. Saat subuh temanku bertanya apa aku sanggupuntuk pergi aku sempat ragu sesaat, namun aku sudah terlanjur super excited. Aku menguatkan diri untuk pergi.
Saat mulai matahari terbit, paman dan bibi membangunkan aku dan temanku agar segera bersiap-siap. Perjalanan Tulungagung-Blitar kurang lebih 2 jam ditempuh dengan kendaraan pribadi. Sebelum berangkat, kami semua sarapan terlebih dahulu. Jujur saja saat itu aku tak ada nafsu makan karena memang sedang tak enak badan. Kami semua berangkat berkendara sepeda motor. Kebetulan saat itu aku yang menyetir. Aku agak takut sebenarnya karena jalan ramai sekali apalagi banyak kendaraan besar seperti truk-truk dan bus-bus. Kata temanku pelan-pelan dan hati-hati saja. Untungnya dia percaya padaku.
Sekitar jam setengah sembilan pagi kami mulai memasuki Kota Blitar. Kami semua langsung menuju ke Makam Bung Karno sembari berkeliling kota. Banyak sekali toko suvenir disepanjang jalan memasuki kawasan makam. Saat tiba disana, kami memarkir kendaraan dan langsung masuk area museum Bung Karno. Memasuki kawasan museum tidak dikenai biaya sepeser pun, hanya perlu mengisi data di buku tamu. Namun sebelum memasuki museum tersebut, aku terkagum dengan patung Bung Karno yang sedang duduk sambil memegang buku yang dipangku di paha beliau. Patung yang berukuran cukup besar. Patung itu terletak ditengah antara perpustakaan dan museum.
Hai Bung Karno, nice to meet you :) |
Lukisan hidup Bung Karno |
Lukisan hidup Bung Karno |
Maafkan aku yang tak ingat ini foto siapa, sepertinya kedua orang tua beliau :) |
Dibagian tengah banyak terdapat koleksi foto Bung Karno saat berkegitan di zaman itu, foto-foto tersebut dibariskan disetiap blok. Sungguh banyak sekali hingga aku pun tak ingat setiap keterangan yang terdapat pada foto-foto tersebut.
Di Pojok kiri sebelah pintu masuk disebelah deretan uang-uang kuno terdapat salah satu lukisan Bung Karno dengan salah satu tangan yang mengepal seolah menyerukan perjuangan saat orasi.
Merdeka ! |
Di sebelah kanan dekat pintu keluar museum terdapat teks proklamasi yang dipajang di tembok dan patung burung garuda yang berukuran cukup besar.
Teks Proklamasi |
Setelah keluar dari museum kami langsung menuju ke kawasan makam. Sebelum masuk harus membeli tiket masuk. Aku tak tahu berapa harga tiketnya tapi sepertinya cukup murah. Gapura kawasan makam cukup megah dan tinggi. Makam Bung Karno tepat berada di tengah. Saat itu cukup ramai orang-orang yang nyekar kesana.
Gapura makam Bung Karno |
Aku tak sempat mengabadikan pendopo bangunan tempat makam beliau berada. Kami hanya melihat sekeliling sebentar lalu keluar dan kembali pulang menuju Tulungagung. Juur saja saat itu aku bahkan lupa akan sakitku karena asik berkeliling menikmati wisata sejarah itu. Liburan yang sangat berfaedah bagiku. Mengingatkanku akan pelajaran
sejarah sewaktu SMP dan SMA. Seolah kembali ke masa lalu. Napak tilas
perjuangan bangsa Indonesia demi mencapai kemerdekaan saat ini. Sedikit
miris melihat kondisi bangsa ini yang masih terpecah belah, seolah tak
ingat lagi akan perjuangan para pahlawan di masa lalu. Kerasnya
berjuangan mereka yang rela mengorbankan jiwa raga, harta benda bahkan
meninggalkan keluarga demi kemerdekaan bangsa dari para penjajah. Namun
lihatlah negara kitsa yang saat ini terpecah belah karena kepentingan
beberapa pihak. Sungguh miris, bukan?
Meskipun waktu berkunjung disana cukup singkat, namun aku sangat senang bisa berkunjung ke tempat peristirahatan terkakhir tokoh nasional yang sangat ku kagumi. Delegasi bangsa Indonesia di kanca internasional. Tokoh penting yang dipercaya para pahlawan untuk medeklarasikan kemerdekaan bangsa. Sang Proklamator. Presiden pertama Bangsa Indonesia.
Beliau adalah Ir. Soekarno.