Instagram

Thursday, June 13, 2019

Makam Bung Karno di Kota Blitar

Hello June, my precious month :)
Glad to see you again this year.
Kali ini aku menuliskan mengenai pengalamanku berkunjung ke makam Bung Karno yang berada di Kota Blitar.
Here we go,,,,
 


Februari lalu, selain bermain di Tulungagung, aku juga berkunjung ke Kota Blitar. Tak banyak yang ku lakukan disana selain mampir ke rumah Paman dan mengunjungi makam Bung Karno, Bapak Proklamator Indonesia. Beliau merupakan presiden pertama Negara Kesatuan Republik Indonesia yang lahir di Surabaya, 06 Juni 1901 dan wafat pada Minggu, 21 Juni 1970. Beliau dimakamkan di Kota Blitar, berdampingan dengan makam kedua orang tuanya yaitu Raden Mas Soekemi Sosrodiharjo dan Ida Ayu Nyoman Rei.

Kompleks makam Bung Karno ini terletak di Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sanawetan Kota Blitar, tepatnya di Jl. Slamet Riyadi. Pusara Bung Karno dan kedua orangtuanya ditempatkan di sebuah bangunan berbentuk joglo, ciri khas bangunan masyarakat Jawa, yang disebut dengan Cungkup Astana Mulyo. Nisan Bung Karno yang terbuat dari batu pualam besar berwarna hitam, bertuliskan: “Di sini dimakamkan Bung Karno, Proklamator Kemerdekaan dan Presiden Pertama Republik Indonesia, Penyambung Lidah Rakyat”.

Makam Bung Karno ini menjadi magnet tersendiri bagi wisatawan yang datang berkunjung. Hampir setiap hari kompleks makam seluas lebih dari 1,8 hektare ini selalu ramai dikunjungi. Apalagi setelah adanya perpustakaan dan museum kecil yang terbuka untuk masyarakat umum, pengunjung pun bisa mendapatkan informasi yang lebih banyak mengenai perjuangan Bung Karno. Tempat ini juga dilengkapi dengan fasilitas musala dan pendapa paseban sebagai tempat pengunjung yang ingin beristirahat. Setiap harinya, kompleks makam ini dibuka dari pukul 08.00 - 17.00 WIB.


Usut punya usut, dahulunya Cungkup Astana Mulyo ini ditutup rapat dengan dinding kaca sehingga pengunjung hanya bisa melihat makam Bung Karno dari luar kaca penyekat. Namun sejak tahun 2001, saat negeri ini dipimpin oleh Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Megawati Soekarnoputri sebagai wakilnya, seluruh dinding kaca pemisah itu dibongkar sehingga pusara Bung Karno benar-benar terbuka untuk umum. Jadi, siapa pun bisa berkunjung dan berziarah ke makam Bung Karno serta mendekat langsung ke pusaranya, bahkan menyentuh batu nisannya seperti sekarang ini.
Kawasan makam Bung Karno ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu museum, perpustakaan nasional, dan makam Bung Karno. Museum Bung Karno terletak di gedung A bagian barat dan berdampingan dengan perpustakaan nasional.
Jumat, 14 Februari 2019, hari itu kondisiku kurang terlalu fit. Aku mulai terserang radang tenggorokan sejak kemarin. Aku pun tak tahu sebabnya karena bisa jadi akibat makan sembarangan atau kebanyakan makan makanan pedas. Kondisi radangku semakin parah karena malam harinya badanku mulai panas. Efek dari radang tenggorokan tersebut. Saat subuh temanku bertanya apa aku sanggupuntuk pergi aku sempat ragu sesaat, namun aku sudah terlanjur super excited. Aku menguatkan diri untuk pergi.

Saat mulai matahari terbit, paman dan bibi membangunkan aku dan temanku agar segera bersiap-siap. Perjalanan Tulungagung-Blitar kurang lebih 2 jam ditempuh dengan kendaraan pribadi. Sebelum berangkat, kami semua sarapan terlebih dahulu. Jujur saja saat itu aku tak ada nafsu makan karena memang sedang tak enak badan. Kami semua berangkat berkendara sepeda motor. Kebetulan saat itu aku yang menyetir. Aku agak takut sebenarnya karena jalan ramai sekali apalagi banyak kendaraan besar seperti truk-truk dan bus-bus. Kata temanku pelan-pelan dan hati-hati saja. Untungnya dia percaya padaku.

Sekitar jam setengah sembilan pagi kami mulai memasuki Kota Blitar. Kami semua langsung menuju ke Makam Bung Karno sembari berkeliling kota. Banyak sekali toko suvenir disepanjang jalan memasuki kawasan makam. Saat tiba disana, kami memarkir kendaraan dan langsung masuk area museum Bung Karno. Memasuki kawasan museum tidak dikenai biaya sepeser pun, hanya perlu mengisi data di buku tamu. Namun sebelum memasuki museum tersebut, aku terkagum dengan patung Bung Karno yang sedang duduk sambil memegang buku yang dipangku di paha beliau. Patung yang berukuran cukup besar.  Patung itu terletak ditengah antara perpustakaan dan museum.
Hai Bung Karno, nice to meet you :)
Setelah mengabadikan momen di depan patung Bung Karno, kami semua masuk ke museumdan disambut oleh lukisan hidup beliau. Temanku memberi tahu bahwa lukisan Bung Karno itu seolah hidup jika kita lewat di depannya dan memperhatikan gerakan matanya. Aku cukup merinding mendengar ucapan temanku itu. Aku pun penasaran dan membuktikannya. Untungnya aku tak merasakan apapun. Aku pun cukup berani mengabadikan momenku disebelah lukisan hidup itu.
Lukisan hidup Bung Karno
Lukisan hidup Bung Karno
Di dalam museum banyak sekali koleksi foto Bung Karno, baik bersama keluarga maupun bersama toko-tokoh nasional lainnya.
Maafkan aku yang tak ingat ini foto siapa, sepertinya kedua orang tua beliau :)
Selain itu juga terdapat koleksi foto uang indonesia yang pernah digunakan sebelumnya.


Dibagian tengah banyak terdapat koleksi foto Bung Karno saat berkegitan di zaman itu, foto-foto tersebut dibariskan disetiap blok. Sungguh banyak sekali hingga aku pun tak ingat setiap keterangan yang terdapat pada foto-foto tersebut. 

Di Pojok kiri sebelah pintu masuk disebelah deretan uang-uang kuno terdapat salah satu lukisan Bung Karno dengan salah satu tangan yang mengepal seolah menyerukan perjuangan saat orasi.
Merdeka !

Di sebelah kanan dekat pintu keluar museum terdapat teks proklamasi yang dipajang di tembok dan patung burung garuda yang berukuran cukup besar.
Teks Proklamasi

Setelah keluar dari museum kami langsung menuju ke kawasan makam. Sebelum masuk harus membeli tiket masuk. Aku tak tahu berapa harga tiketnya tapi sepertinya cukup murah. Gapura kawasan makam cukup megah dan tinggi. Makam Bung Karno tepat berada di tengah. Saat itu cukup ramai orang-orang yang nyekar kesana.
Gapura makam Bung Karno
Aku tak sempat mengabadikan pendopo bangunan tempat makam beliau berada. Kami hanya melihat sekeliling sebentar lalu keluar dan kembali pulang menuju Tulungagung. Juur saja saat itu aku bahkan lupa akan sakitku karena asik berkeliling menikmati wisata sejarah itu. Liburan yang sangat berfaedah bagiku. Mengingatkanku akan pelajaran sejarah sewaktu SMP dan SMA. Seolah kembali ke masa lalu. Napak tilas perjuangan bangsa Indonesia demi mencapai kemerdekaan saat ini. Sedikit miris melihat kondisi bangsa ini yang masih terpecah belah, seolah tak ingat lagi akan perjuangan para pahlawan di masa lalu. Kerasnya berjuangan mereka yang rela mengorbankan jiwa raga, harta benda bahkan meninggalkan keluarga demi kemerdekaan bangsa dari para penjajah. Namun lihatlah negara kitsa yang saat ini terpecah belah karena kepentingan beberapa pihak. Sungguh miris, bukan?

Meskipun waktu berkunjung disana cukup singkat, namun aku sangat senang bisa berkunjung ke tempat peristirahatan terkakhir tokoh nasional yang sangat ku kagumi. Delegasi bangsa Indonesia di kanca internasional. Tokoh penting yang dipercaya para pahlawan untuk medeklarasikan kemerdekaan bangsa. Sang Proklamator. Presiden pertama Bangsa Indonesia. 

Beliau adalah Ir. Soekarno.

No comments:

Post a Comment