Instagram

Monday, November 28, 2016

Surabaya ! You'll be my next journey

November almost end. Udah lama juga gak nulis disini. Maklum lumayan sibuk lebih tepatnya setres sama problem yang ada. Okay, let's forget it!

Di akhir november tahun ini, aku memulai hidup baru di pulau seberang, tepatnya di kota Surabaya. Yap, tak disangka tak diduga, Surabaya menjadi tujuanku. Setelah hampir dua bulan bingung memilih antara Surabaya dan Semarang, akhirnya aku mendarat di Surabaya. Institut Teknologi Sepuluh November menjadi tujuanku. Sayangnya jalanku tak semulus itu, masih ada beberapa hal yang harus aku persiapkan agar bisa diterima menjadi mahasiswa magister disana.

Semester genapa tahun ajaran 2015/2016, ITS membuka pendaftaran untuk program magister dan doktor dengan persyaratan tertentu, tergantung dengan jalur masuk yang dipilih. Kebetulan aku memilih jalur masuk biaya sendiri. Jalur masuk melalui beasiswa siapa yang tidak ingin. Namun karena beberap persyaratan beasiswa yang tak sanggup aku penuhi sert proses seleksi beasiswa yang cukup menyita waktu, akhirnya aku memutuskan untuk memilih jalur masuk biaya sendiri, atas persetujuan kedua orang tuaku tentunya. Dari semua list persyaratan, aku belum memiliki sertifikat TPA dan TOEFL. Untuk TPA sendiri, kampus ITS menyediakan test tertulis sepanjang tahun dengan jadwal test setiap hari jum'at. Selain itu, sertifikat TPA yang diakui oleh ITS sendiri hanya TPA OTO BAPPENAS. Kampus ITS juga hanya mengakui jenis Toefl ITP, IBT, atau Toefl yang dikeluarkan oleh beberap perguruan tinggi ternama lainnya. Sayangnya kampusku yang dahulu tidak termasuk Toefl yang diakui oleh ITS. Sehingga aku memutuskan untuk segera terbang ke Surabaya, agar bisa melengkapi syarat mendaftar pasca sarjana di kampus ITS.

Kesan pertama tiba di kota ini? Hmmmm dunno what to say.

Seperti yang telah diketahui, Surabaya merupakan salah satu kota besar di pulau Jawa dan juga di Indonesia. Kota yang disibukkan dengan hiruk-pikuk masyarakatnya. Kota ini cukup panas menurutku. Salah satu kendala bagiku adalah masalah bahasa. Aku tak paham satu kata pun bahasa jawa sehingga membuatku sulit berkomunikasi dengan lingkungan sekitar. Sebenarnya tak sesulit itu juga, aku menggunakan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi dan orang sekitarku cukup mengerti dengan kendala bahasa yang ku alami. Hanya saja, membuatku sedikit sulit untuk mengakrabkan diri dengan mereka, mostly aku tak paham topik pembicaraannya.

Yahhh, menjadi tantangan tersendiri bagiku. Aku mendapat banyak support dari teman-teman. Mudah-mudahan aku  segera melewati masa adaptasi ini dan tidak struggle lagi dalam hal apapun.
Aamin ya rabbi

Welcome to Surabaya,
My next journey !

No comments:

Post a Comment