Instagram

Wednesday, December 12, 2018

Mengejar Sunrise di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru

Siapa sih yang tidak mengenal gunung Bromo, apalagi jika berdomisili di pulau Jawa, khususnya Jawa Timur, seolah ada keharusan untuk mengunjunginya. Gunung Bromo merupakan gunung berapi yang masih aktif di Jawa Timur. Gunung ini terletak pada ketinggian 2.329 meter di atas permukaan laut dan berada dalam empat wilayah kabupaten, yakni Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Malang. Gunung Bromo termasuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

Sumber: dokumentasi pribadi dengan kualitas kamera seadanya :)


Semua berawal dari celotehanku dan temanku. Sudah cukup lama memang kami berencana berwisata kesana, tapi selalu gagal karena ABCD dan sebagainya. Sampai suatu hari disaat sama-sama butuh refreshing, ide ini kembali muncul. Tentu saja kali ini kami berniat merealisasikannya. Meskipun sempat tertunda satu minggu karena aku masih ada urusan yang harus dikerjakan terlebih dahulu. Aku dan temanku merencakan liburan kali ini cukup matang. Liburan hemat ala mahasiswa sepertiku dengan budget minim hehehe. Banyak hal yang harus kami diskusikan terlebih dahulu, seperti budget, open trip, penginapan, dan transportasi. 

Untuk transpotasi dari Surabaya menuju Malang, aku dan temanku memilih menggunakan kereta api. Sebenerna aku sih yang memilih naik kereta api, karena sudah lama sejak terakhir ke Malang dengan kereta api, jadinya rindu. Untung temanku setuju, mengikuti liburan murah meriah ala ku. Dengan budget 50K sudah cukup untuk membeli tiket kereta api pulang pergi Surabaya-Malang. Harga tiket kelas ekonomi 12K/org. Kereta api yang digunakan merupakan kereta api kelas ekonomi dengan nama kereta api Penataran yang memang dikhususkan melayani jalur lokal dari Surabaya-Banyuwangi. Meskipun kelas ekonomi, namun gerbong kereta bagian dalam cukup nyaman dan bersih. Tidak ada sampah berserakan dan tidak ada asap rokok. Meskipun kadang masih tercium bau pesing dari toilet jika pintu gerbong dibuka cukup lama. 

Kami memutuskan ikut open trip karena biayanya cukup terjangkau. Selain itu kami memang tak mengenal daerah sana, apalagi aku belum pernah kesana sama sekali, sehingga untuk pergi sendiri cukup beresiko. Open trip jadi pilihan yang cukup aman. Kami mengikuti open trip yang direkomendasikan oleh salah satu temanku. Sehingga cukup terpercaya dan terjamin kenyamanan selama trip berlangsung. Biaya yang dikeluarkan untuk open trip kali ini yaitu 350K/org. Cukup terjangkau bukan? Dengan mengeluarkan uang jumlah segitu sudah bisa menikmati beberapa spot wisata di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Selain itu, Open trip merupakan trip terbuka dimana pesertanya tidak saling kenal. Saat itu kami bertemu dengan sesama peserta dari Jakarta dan Banjarmasin. Mereka semua sangat baik dan ramah sehingga selama tour terasa menyenangkan. Selama open trip itu penuh dengan tawa canda. Bahkan aku cukup akrab dengan peserta dari Banjarmasin. Kami saling bertukar nomor handphone dan sosial media.

Open trip tersebut menjadwalkan midnight tour Gunung Bromo. Berangkat dari meeting point jam 12 malam dan tour berakhir sekitar jam 12 siang.  Aku dan temanku berangkat dari stasiun Surabaya Gubeng jam delapan malam (kereta paling terakhir) dan tiba di Kota Malang jam 10.30 malam. Kereta kami tiba lebih awal dibandingkan dengan jadwal penjemputan di meeting point yaitu jam 12. Temanku menikmati dingin Kota Malang malam itu dengan secangkir kopi, sedangkan aku hanya istirahat sembari berceloteh tak henti sampai tiba waktu penjemputan. Kami dijemput menggunakan mobil pribadi sampai ke titik pertemuan untuk berganti ke mobil jenis jeep. FYI, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru cukup berbeda dengan gunung-gunung lainnya, sehingga untuk menikmati keindahannya tidak perlu mendaki dengan susah payah, cukup dengan naik mobil jeep. Karena jalan menuju kesana cukup terjal, maka mobil jeep adalah pilihan yang paling tepat dan aman.

Untuk mencapai spot sunrise perjalanan ditemput kurang lebih dua atau tiga jam. Kami berangkat jam setengah dua pagi dan tiba di spot sunrise jam setengah empat subuh. Selama perjalanan cukup menegangkan karena jeep berjalan dengan kecepatan tinggi. Jalan yang ditempuh pun cukup mendaki sehingga membutuhkan keahlian menyetir yang cukup handal. Beberapa kali mobil yang kami naiki mengalami mati mesin karena berhenti mendadak. Tapi semua baik-baik saja karena supirnya sudah terbiasa mengantar wisatawan melewati jalan sana. Aku sangat mengantuk sehingga meskipun jalan yang ditempuh cukup mengguncang tubuh, aku masih dapat tidur dengan nyenyak, melepas kantuk sesaat hehehe.

Oh iya, FYI Kabupaten Malang terletak di dataran tinggi sehingga suhu di sana cukup dingin, jadi kalau mau liburan kesana harus membawa dan menggunakan pakaian yang cukup tebal atau kamu akan kedinginan. Tidak ada persiapan khusus untuk menuju Gunung Bromo selain pakaian tebal dan hangat.    

Setibanya di spot sunrise, kami para peserta tour segera turun dari jeep, disitulah hawa dingin mulai merasuki tubuhku hingga ke tulang rasanya. Dingin sekali. Aku menggigil padahal aku sudah menggunakan pakaian yang cukup tebal (menurutku). Seperti yang sudah kusebutkan sebelumnya, Gunung Bromo berbeda dengan gunung-gunung lainnya, karena ketika tiba di spot sunrise, banyak tersedia warung-warung yang menyediakan makanan dan minuman hangat. Banyak pula yang menjual sarung tangan, syal, dan kupluk agar tidak kedinginan. Selain itu ada juga jasa sewa jaket tebal apabila tidak membawa sendiri. Disana juga tersedia fasilitas umum seperti toilet dan mushalla. Cukup unik bukan? hahaha bahkan salah seorang temanku menyebutkan bahwa pergi ke Gunung Bromo bukanlah mendaki gunung melainkan sama halnya dengan pergi tamasya atau rekreasi. Kami semua mampir sejenak ke warung untuk menghangatkan diri. Aku pun merapat ke perapian, karena saat itu tubuhku memang dingin sekali. Di sana aku bertemu dengan seorang Ibu dan Anaknya. Mereka berdua sedang tamasya Ibu Anak ke Gunung Bromo. Kebetulan sang Ibu sedang dinas di Malang dan sekaligus mengunjungi anaknya yang kuliah di sana. Sambil menunggu sunrise kami bercengkrama bertukar cerita sembari menghangatkan tubuh mengelilingi perapian.

Tak berapa lama, setelah adzan subuh, sekitar jam setengah lima, sang fajar mulai menampakkan diri. Semua wisatawan bergegas menuju spot yang tersedia. Saat itu cukup ramai baik dipenuhi wisatawan lokal maupun mancanegara. Semua dengan tujuan yang sama yaitu menikmati keindahan sang fajar terbit diufuk timur. 


Sumber: dokumentasi pribadi dengan kualitas kamera seadanya :)
Indah. Sangat Indah.
Lukisan Tuhan terpampang jelas di depan mata.
Sungguh luar biasa INDAH !
Pagi itu, kami semua menikmati sang fajar terbit di ufuk timur dengan gagahnya. Hawa dingin yang sedari tadi menusuk hingga ke tulang perlahan terlupakan. Semua pengunjung sibuk berfoto mengabadikan momen tersebut. Bagiku momen itu tak terlupakan. Ku rekam jelas momen itu melalui mataku. Betapa indahnya karunia sang pencipta.

Kemudian guide dari tour yang kami ikuti mengajak kami semua untuk menuju spot yang bernama Bukit Kingkong agar dapat lebih menikmati pemandangan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Hanya ditempuh dengan berjalan beberapa ratus meter dengan jalur yang cukup terjal tetapi aman. Di sana sunrise lebih jelas terlihat serta pemandangan Gunung Bromo juga bisa dinikmati dengan jelas. Kami para peserta tour semuanya sibuk mengabadikan setiap momen lewat lensa kamera masing-masing.  Aku hanya menggunakan kamera handphone seadanya hhehe.

Wajah-wajah peserta open trip yang harus disamarkan haha

Matahari pagi perlahan mulai naik menuju singgasana. Kami pun sangat puas menikmati matahari pagi dan semua pemandangan yang tersaji di atas sana.


Aku pun tak lupa ikut berfoto di sana hehee






Setelah puas di Bukit Kingkong, tour dilanjutkan menuju destinasi-destinasi berikutnya. Yang pertama yakni Lembah Widodaren. Perjalanan dimulain dengan menuruni perbukitan menggunakan mobil jeep. Berbeda dengan kedatangan kami yang gelap pada dini hari tadi, sekarang matahari sudah terbit sehingga kami semua dapat menikmati pemandangan sekitar sembari menuruni perbukitan. Gunung Bromo tampak gagah di sebelah kiri jalan. Mobil-mobil jeep lainnya nampak berlarian di padang pasir bawah. Indah sekali. Sungguh. Terlalu Indah.

Guide kami memarkir mobil pada spot tertentu di Lembah Widodaren, kemudian semua peserta tour mulai mencari tempat masing-masing untuk berfoto. Begitu pula dengan rombonganku. Semua sibuk berfoto dengan berbagai pose hahaha. Cuaca sudah cukup hangat. Angin berhembus cukup kencang. Hingga menerbangkan pasir ke tubuh kami. Lembah Widodaren dikelilingi pegunungan. Seketika berputar melihat sekeliling sungguh luar  biasa rasanya.   


Tak lupa ikut berfoto seperti yang lainnya :)





Sangat puas bermain di Lembah Widodaren. 
Destinasi selanjutnya yaitu Kawah Bromo. Di sana sangat ramai. Tidak hanya ramai oleh pengunjung tetapi juga oleh para pedagang makanan. Hebat kan? Itulah Bromo. Di lembah dekat kawah Bromo tersedia berbagai macam jajanan sehingga para pengunjung tidak perlu takut untuk kelaparan. Fasilitas umum seperti toilet juga tersedia. Jangan takut, toiletnya cukup bersih. Hanya saja airnya sangat dingin. Untuk menuju kawah Bromo dapat ditempuh dengan berjalan kaki, namun track nya cukup jauh. Eits jangan sedih dulu, di sana tersedia persewaan kuda yang siap mengantar ke 3/4 perjalanan menuu Kawah Bromo dengan tarif pp 50K. Saat itu aku sudah cukup lelah dan lapar, sehingga aku dan teman-teman baruku memutuskan untuk jajan-jajan saja mengisi perut hehe. Kami makan bakso sambil bercanda. Kapan lagi kan makan bakso di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. 

Setelah itu perjalanan dilanjutkan menuju ke padang Savanah dan Bukit Teletubis. Kenapa disebut Bukit Teletubis? kurasa karena perbukitan hijau yang menyerupai bukit-bukit yang ada di serial teletubis. Tiba di sana, para peserta lain kembali turun untuk berfoto sembari menikmati pemandangan. Saat itu savanahnya belum terlalu hijau karena baru saja lewat musim kemarau. Lalu apa yang kami lakukan? TIDUR hahaha. Kami cukup ngantuk setelah perut kenyang dan cukup kelelahan kurasa. Alhasil ketika peserta yang lain sibuk berpose, kami hanya di dalam jeep saja sambil mengucek mata karena baru bangun tidur dan mengobrol ringan sambil menunggu peserta lainnya. Jadilah aku tak punya foto di padang savanah tersebut huhuhu.

Selesai dari sana, rupanya tour telah berakhir. Kami pun dibawa rombongan turun ke titik pertemuan untuk bersih-bersih dan ganti mobil kemudian selanjutnya kembali di antar ke meeting point

Belum ke Malang kalau belum makan bakso malang hahaha. Kali ini aku makan bakso Cak Toha. Itu kali kedua aku kesana. Aku memang suka bakso itu. Dulu pernah juga mencoba bakso Presiden yang terkenal itu. Bakso Presiden yang letaknya di pingir rel kereta api. Sangat terkenal. Bahkan ku lihat banyak artis dan tokoh penting yang menikmati bakso disana. Tapi berbeda selera mungkin, aku justru lebih suka bakso Cak Toha. Lebih cocok dengan lidahku. Lain kali kalau ada kesempatan ke Malang lagi, STMJ Pak Sentot dan bakso Cak Toha adalah dua tempat yang tak mungkin ku lewatkan.

Yaaap setelah menikmati kuliner disana, Aku kembali ke Surabaya.M perjalanan yang cukup singkat, tetapi sangat sangat menyenangkan. Sangat berkesan.
Menikmati matahari pagi.
Mendapatkan teman baru.
Menyaksikan lukisan sang pencipta secara langsung.
Nikmat Tuhan Mana Lagi yang Kamu Dustakan?
Alhamdulillah ya Allah :)))

Saturday, December 01, 2018

(Part 2) 2018 ! Curhat Random Aja.

Hello... i'm back.
Melanjutkan curhat sebelumnya, dan sepertinya kali ini tata bahasanya sedikit berbeda dari sebelumnya meskipun tak begitu formal.
How about July till December?
Here we go for the final story,,,


JULY
Waktu itu di bulan Juli aku kayak tersadar akan sesuatu hal. intinya aku jadi mawas diri aja dan lebih introspeksi diri serta sadar posisiku dimana. Tak ada yang spesial kala itu. Aku melewati hari-hariku sama seperti biasanya. Oh ya, di kosanku sepi karena waktu itu masih libur semester, praktis anak kuliahan pada balik liburan ke rumah masing-masing. Tinggalah aku dan tiga orang temanku yang beberapa diantaranya kejar target lulus dan ada juga yang karena bekerja. Aku juga masih kerja paruh waktu dan nutor.

Meskipun tak se-hectic sebelumnya. Aku kembali rajin olahraga. Hampir setiap pagi aku jogging, menghirup udara segar, dan menikmati sinar mentari pagi. Oh iya, aku dan temanku menghabiskan dua hari liburan ke Kota Malang. Kami pergi naik kereta api dari Surabaya. Jarak Surabaya-Malang ditempuh dalam waktu hampir tiga jam dengan kereta api. Kami berangkat dari stasiun Surabaya Gubeng Lama sekitar jam setengah enam dan tiba di Kota Malang jam delapan malam. Untungnya kami punya tempat menginap disana. Temanku dulu pernah kuliah di Malang dan punya kenalan disana. Kami pun numpang nginap disana selama dua hari. Rasanya senang sekali ketika pertama kali menginjakkan kaki di kota itu.

Udara segar dan hawa dingin yang sangat berbeda dari Surabaya. Dua hari disana tak banyak yang kami lakukan. Kami hanya bersua dengan teman lama yang kebetulan menetap disana, menikmati dinginnya kota Malang dengan tawa canda sambil menghabiskan cokelat panas. Kebetulan temanku harus pergi ke Semarang menghadiri undangan pernikahan teman sekolahnya dulu, makanya liburan di Malang cuma dua hari. Hari keberangkatan mereka pun, aku memutuskan untuk menjelajah pusat Kota sendirian. Sebelumnya aku memesan tiket pulang ke Surabaya itu untuk sore hari sementara mereka berangkat ke Semarang siangnya. Sehingga aku punya kesempatan berkeliling kota beberapa jam.

Setelah mengantar keberangkatan mereka dari stasiun, aku jalan kaki mengitari beberapa tempat yang kebetulan dekat dengan stasiun seperti Kampung warna-warnai dan Balai Kota. Setelah cukup lelah, aku akhirnya naik ojol ke Malang Town Square. I bet i was the only who came to the mall carrying my huge bag and pillowneck, LOL. But it's okay. i feel like i'm a backpacker from nowhere hahaha. Ternyata Matos (begitu sebutannya) jauh diluar dugaanku. Tak sebesar mall-mall di Surabaya pastinya. Beberapa kali aku berkeliling dan akhirnya tersangkut di Gramedia karena melihat promo buku. Hampir sejam bingung mau beli buku yang mana, akhirnya aku beli 4 buku. Lelah berkeliling di Matos, aku memutuskan kembali ke Stasiun saja, menunggu keretaku disana. Stasiun ramai sekali. Pandanganku pun tertuju pada Bapak penjual es puter dan cilok.

Jadilah aku kulineran disekitar sana. Makan Bakso gerobakan. Jajan cilok dan es puter. Saat jadwal keretaku tiba, aku segera check in dan menuju pron 3 (kalau tak salah). Dan aku menghabiskan kurang lebih perjalananku di kereta api dengan tidur. Awalnya ada Bapak-Bapak di sebelahku ngajak ngobrol, tapi karena aku malas ngobrol akhirnya aku cuma meladeni beliau seadanya dan ku tinggal tidur. Dua hari yang menyegarkan di Malang dan rasanya tak rela ketika harus kembali lagi ke Surabaya.

AUGUST
Aku ingat sekali, kala itu resolusiku bulan agustus adalah untuk mulai mengerjakan tesisku sehingga aku aku juga bertekad bahwa agustus ini menjadi kerja paruh waktu ku yang terakhir. Namun apalah daya, saat itu aku mulai mengenal game online yang benar-benar mengalihkan semua perhatianku. Aku main game online sampai sangat lupa waktu. Sehingga hidupku yang terasa sudah benar sebelumnya. Yang sudah sangat sehat sebelumnya, menjadi kacau lagi. Awal bulan temanku dari luar kota kebetulan ada pekerjaan disini selama seminggu.

Setelah kerjaannya selesai, dia memutuskan untuk menginap semalam di tempat temanku. Jadilah kami reunian semalam suntuk. Bertukar cerita karena memang sudah cukup lama tak berjumpa. Tawa canda menghiasi perjumpaan itu. Setelah itu, aku kembali melewati hari-hariku seperti biasanya. Tak ada yang spesial. Hanya saja kala itu aku mulai bisa berdamai dengan keadaan, berdamai dengan hati, dan lebih bisa menerima semuanya. Tak ada lagi beban. Lega rasanya. Sedikit banyak aku tertolong oleh game online itu. Meskipun pada akhirnya ia juga yang mengacaukan jadwal tidurku hingga mataku seperti Panda.

SEPTEMBER
Melanjutkan resolusi bulan sebelumnya, aku berniat mengerjakan tesisku. Lagi-lagi itu hanyalah niat yang tertanam di lubuk hati terdalam yang tak ada realisasinya. Sebenarnya kau mulai mengerjakan tesis itu, hanya saja frekuensinya tak sesering aku main game. Lebih banyak waktu yang kuhabiskan untuk game online. Hampir tiap malam aku begadang main game. Kadang kala hingga subuh. Aku menemukan sesuatu yang baru. Dari dulu aku menghindari game online karena sifat canduku. Seperti sekarang ini, aku candu game online. Gimana tidak? aku bermain bersama teman-temanku. I mean my real life friends. Baik itu teman-teman kuliah maupun teman-teman lama. Terkadang justru aku mendapatkan teman baru dari situ. Yang suka game online pasti mengerti gimana rasanya.

Awal September aku dan teman-teman kampusku berlibur ke Banyuwangi tepatnya ke Kawah Ijen, Taman Nasional Baluran, dan Pantai Bama. Kami mengikuti open trip yang diselenggarakan salah satu tour travel. Perjalanan satu hari satu malam itu cukup seru meskipun dipenuhi beberapa drama dari peserta open trip lainnya. Kami berangkat sore hari, bertemu di meeting point stasiun Gubeng Baru. Aku dan teman-temanku berangkat dengan mood yang sangat bagus. Namun ketika perjalanan dimulai, mood berubah karena drama dari peserta lain. Akhirnya kami memilih mengalah demi kebaikan bersama.

Tujuan utama ke Kawah Ijen adalah demi Blue Fire yang selama ini hanya dilihat lewa foto atau video saja. Dinginnya malam itu tak menyurutkan semangat kami mengejar blue fire. Tapi apalahdaya, karena perginya juga terlambat karena drama itu, dan diperjalanan pun sedikit macet karena waktu itu weekend, akhirnya kami terlambat mulai tracking. Dan gagal melihat blue fire karena tiba di puncak saat matahari sudah terbit. Tapi tak apalah, pengalaman yang didapat sungguh berharga. Tak pernah menyesal pegi kesana. Aku pun berniat suatu saat akan kembali kesana. Mengejar blue fire. Di akhir bulan aku juga pergi ke Kota Lampung untuk tes Kerja. aku menghabiskan dua hari disana, setelah itu aku melanjutkan liburan dadakan ke Kota Bogor. Aku menghabiskan sisa seminggu Septemberku di Bogor. Sungguh sangat berkesan. Jumpa kawan lama. Bertukar cerita. Meskipun hasil tes kerjaku tak seperti yang kuharapkan tapi aku tak menyesali keputusanku pergi ke Lampung dan berujung main ke Bogor. Aku bahagia, Sungguh.


OCTOBER
And the bad news is coming.
Finally, my nightmare comes true.
hahaha
Sepertinya aku memang harus merelakan hal yang kuinginkan. Hal yang paling kuimpikan. Iyaaaap aku tak lulus lagi tes pelen. Aku gagal di fase tes fisik. Memang sih sewaktu tes semuanya normal dan ada sedikit catatan bahwa aku tremor. Sepertinya hal itu yang menjadikanku gagal kali ini. Aku cukup down karena hal itu satu-satunya jalanku untuk kabur dari kuliahku. Hmmmm mungkin karena niat jelek ini, Allah gak kasih aku lulus haha. Aku down cukup lama. Lagi-lagi saku sulit menerima kenyataan. Aku bersedih sangat lama. Teman-temanku terus memberi semangat agak aku bangkit. Tapi tetap saja rasanya sulit karena hal itu hal yang paling kuinginkan. Aku berada di tahap setres tinggi. Dan kurasa aku cukup depresi hingga rasanya mau mati. Aku seolah hilang semangat hidup. Aku seolah tak ada tujuan hidup lagi. Hingga terbersit mau bunuh diri. Jujur hal itu pernah melintas di kepalaku. Karena aku tak punya harapan lagi.

Kegagalan disana seolah meruntuhkan semua anganku. Merusak semua mimpi-mimpiku. Rasa ingin bunuh diri itu kadang masih sering muncul. Jujur aku pun takut. Takut suatu hari aku benar-benar melakukan hal itu. Aku mencoba bangkit dengan mencoba kembali fokus pada kuliahku. Aku mulai mencoba mengerjakan tesisku. Aku mulai bersosialisasi lagi. Namun rupanya sulitnya tesis mendatangkan setres lagi. Tak kunjung menemukan solusi justru membuatku depresi. terhambat ditempat yang sama tanpa adanya solusi meskipun sudah mencoba bertanya kesana kemari. Apalahdaya tak kunjung menemukan jawaban. Aku sadar bahwa aku lemah. Aku rapuh. Hingga mudah sekali depresi. Takut pikiran jelek itu kembali menghantui, aku berusaha mendekatkan diri kepada Tuhan. Lebih membuka diri dengan berkomunikasi dengan orang lain. Berinteraksi dengan manusia lainnya. Ingat, Jangan pernah meremehkan orang yang depresi atau setres. Meskipun menurutmu hal itu sungguh memalukan, namun ada orang yang justru berjuang agar tak jatuh kesana. 


NOVEMBER
Akhirnya aku memutuskan untuk pasrah. Menjalani hidup apa adanya. Tanpa harus berekspektasi ini itu. Tanpa harus bermimpi seperti ini seperti itu. Tanpa harus mencapai target ini itu. Aku tak mau lagi memaksakan keadaaan. Jujur aku sudah lelah. Karena sesungguhnya memaksakan keadaan itu banyak menguras energi. Lebih ke "Let it flow" saja. Aku merasa berdosa karena tak percaya pada tuhan. Aku merasa berdosa karena berprasangka buruk pada tuhan. Dan Aku merasa berdosa tak bersukur atas semua nikmat yang tuhan berikan hingga aku masih bisa hidup seperti sekarang ini. Semoga Allah Swt mengampuni aku. Semoga Allah Swt tak membenciku.

Time is healing, right? definately true.
Seiring waktu aku mulai bisa menerima keadaan. Aku lagi-lagi mencoba berdamai dengan keadaaan. Aku sadar banyak hal didunia ini yang tak berjalan sesuai kehendakku dan tak bisa kupaksakan. Mencoba ikhlas pastinya, meskipun sulit. Aku balik menjalani hari-hariku seperti biasa, hingga aku tak lagi memaksakan bahwa tesisku harus selesai semester ini. Aku lebih menikmati hari-hari yang kulalui dengan bahagia dan lapang dada. Awal bulan, Aku dan temanku memutuskan untuk berlibur tiga hari ke Kota Malang. Sekedar untuk melepas penat. Kami ikut open trip ke Taman Nasional Bromo Tengger. Kami berangkat sabtu malam dari Surabaya menggunakan kereta api dan tiba di Kota Malang hampir tengah malam. Setelah menunggu satu jam, kami dijemput oleh pihak tour dan langsung bergegas menuju Gunung Bromo. Hawa dingin mulai menusuk setibanya di Kota Malang. Rasa kantukku tak tertahankan, hingga sepanjang perjalanan kuhabiskan dengan tidur. Setiba di Gunung Bromo, hawa dingin menjadi berlipat ganda. Sungguh aku tak kuat. Pagi itu ditemani hawa dingin, kami menikmati sang fajar terbit di ufuk timur. Sungguh indah mahakarya sang pencipta Allah Swt. Lukisan Tuhan. Masya'Allah. Hina sekali aku rasanya sempat tak percaya pada tuhan. Alam semesta dan isinya yang begitu luar biasa inilah ciptaanNYA, mengapa aku malah tak yakin akan hidupku padaNYA? sungguh aku telah berdosa. Ampuni dosa hambaMu Ya ALLAH.


DECEMBER
Aku sangat suka dengan desember. Hawa sejuk seakan membawaku kesemua hal yang telah ku alami. Pagi ini, aku bangun tidur dan sangat menikmati kenyataan bahwa ini pagi pertamaku di bulan desember ini. Ada lagu yang sangat ku suka dan kebetulan cocok sekali untuk desemberku. Lagu Taylor Swift yang berjudul Back to December. Lagu itu cukup sendu untuk didengarkan. Lagu tentang patah hati dan penyesalan. Jujur lagu itu tak ada hubungannya dengan kisah hidup atau percintaan atau apapun itu, hanya saja ketika mendengarkannya di bulan desember rasanya pas sekali. Seakan dinginnya Desember itu sangat terasa. Sendunya bulan Desember. Hmmmm sepertinya aku terlalu menghayati lagu ini yang pada dasarnya tak ada hubungan dengan kisahnya. I just love the song, really. Lalu apa yang akan kulakukan di bulan ini? entahlah. Hanya saja aku sudah berniat untuk melajutkan mengerjakan tesisku lagi. Semoga niatku ini tak surut seiring waktu dan sendunya bulan ini. Semalam temanku mengajakku untuk berlibur ke Kota Bandung. Ingin sekali rasanya. Tapi aku sadar dan teringat tanggung jawabku itu. Aaah semoga semua berjalan indah dan 2018 berakhir dengan bahagia.