Instagram

Wednesday, December 12, 2018

Mengejar Sunrise di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru

Siapa sih yang tidak mengenal gunung Bromo, apalagi jika berdomisili di pulau Jawa, khususnya Jawa Timur, seolah ada keharusan untuk mengunjunginya. Gunung Bromo merupakan gunung berapi yang masih aktif di Jawa Timur. Gunung ini terletak pada ketinggian 2.329 meter di atas permukaan laut dan berada dalam empat wilayah kabupaten, yakni Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Malang. Gunung Bromo termasuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

Sumber: dokumentasi pribadi dengan kualitas kamera seadanya :)


Semua berawal dari celotehanku dan temanku. Sudah cukup lama memang kami berencana berwisata kesana, tapi selalu gagal karena ABCD dan sebagainya. Sampai suatu hari disaat sama-sama butuh refreshing, ide ini kembali muncul. Tentu saja kali ini kami berniat merealisasikannya. Meskipun sempat tertunda satu minggu karena aku masih ada urusan yang harus dikerjakan terlebih dahulu. Aku dan temanku merencakan liburan kali ini cukup matang. Liburan hemat ala mahasiswa sepertiku dengan budget minim hehehe. Banyak hal yang harus kami diskusikan terlebih dahulu, seperti budget, open trip, penginapan, dan transportasi. 

Untuk transpotasi dari Surabaya menuju Malang, aku dan temanku memilih menggunakan kereta api. Sebenerna aku sih yang memilih naik kereta api, karena sudah lama sejak terakhir ke Malang dengan kereta api, jadinya rindu. Untung temanku setuju, mengikuti liburan murah meriah ala ku. Dengan budget 50K sudah cukup untuk membeli tiket kereta api pulang pergi Surabaya-Malang. Harga tiket kelas ekonomi 12K/org. Kereta api yang digunakan merupakan kereta api kelas ekonomi dengan nama kereta api Penataran yang memang dikhususkan melayani jalur lokal dari Surabaya-Banyuwangi. Meskipun kelas ekonomi, namun gerbong kereta bagian dalam cukup nyaman dan bersih. Tidak ada sampah berserakan dan tidak ada asap rokok. Meskipun kadang masih tercium bau pesing dari toilet jika pintu gerbong dibuka cukup lama. 

Kami memutuskan ikut open trip karena biayanya cukup terjangkau. Selain itu kami memang tak mengenal daerah sana, apalagi aku belum pernah kesana sama sekali, sehingga untuk pergi sendiri cukup beresiko. Open trip jadi pilihan yang cukup aman. Kami mengikuti open trip yang direkomendasikan oleh salah satu temanku. Sehingga cukup terpercaya dan terjamin kenyamanan selama trip berlangsung. Biaya yang dikeluarkan untuk open trip kali ini yaitu 350K/org. Cukup terjangkau bukan? Dengan mengeluarkan uang jumlah segitu sudah bisa menikmati beberapa spot wisata di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Selain itu, Open trip merupakan trip terbuka dimana pesertanya tidak saling kenal. Saat itu kami bertemu dengan sesama peserta dari Jakarta dan Banjarmasin. Mereka semua sangat baik dan ramah sehingga selama tour terasa menyenangkan. Selama open trip itu penuh dengan tawa canda. Bahkan aku cukup akrab dengan peserta dari Banjarmasin. Kami saling bertukar nomor handphone dan sosial media.

Open trip tersebut menjadwalkan midnight tour Gunung Bromo. Berangkat dari meeting point jam 12 malam dan tour berakhir sekitar jam 12 siang.  Aku dan temanku berangkat dari stasiun Surabaya Gubeng jam delapan malam (kereta paling terakhir) dan tiba di Kota Malang jam 10.30 malam. Kereta kami tiba lebih awal dibandingkan dengan jadwal penjemputan di meeting point yaitu jam 12. Temanku menikmati dingin Kota Malang malam itu dengan secangkir kopi, sedangkan aku hanya istirahat sembari berceloteh tak henti sampai tiba waktu penjemputan. Kami dijemput menggunakan mobil pribadi sampai ke titik pertemuan untuk berganti ke mobil jenis jeep. FYI, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru cukup berbeda dengan gunung-gunung lainnya, sehingga untuk menikmati keindahannya tidak perlu mendaki dengan susah payah, cukup dengan naik mobil jeep. Karena jalan menuju kesana cukup terjal, maka mobil jeep adalah pilihan yang paling tepat dan aman.

Untuk mencapai spot sunrise perjalanan ditemput kurang lebih dua atau tiga jam. Kami berangkat jam setengah dua pagi dan tiba di spot sunrise jam setengah empat subuh. Selama perjalanan cukup menegangkan karena jeep berjalan dengan kecepatan tinggi. Jalan yang ditempuh pun cukup mendaki sehingga membutuhkan keahlian menyetir yang cukup handal. Beberapa kali mobil yang kami naiki mengalami mati mesin karena berhenti mendadak. Tapi semua baik-baik saja karena supirnya sudah terbiasa mengantar wisatawan melewati jalan sana. Aku sangat mengantuk sehingga meskipun jalan yang ditempuh cukup mengguncang tubuh, aku masih dapat tidur dengan nyenyak, melepas kantuk sesaat hehehe.

Oh iya, FYI Kabupaten Malang terletak di dataran tinggi sehingga suhu di sana cukup dingin, jadi kalau mau liburan kesana harus membawa dan menggunakan pakaian yang cukup tebal atau kamu akan kedinginan. Tidak ada persiapan khusus untuk menuju Gunung Bromo selain pakaian tebal dan hangat.    

Setibanya di spot sunrise, kami para peserta tour segera turun dari jeep, disitulah hawa dingin mulai merasuki tubuhku hingga ke tulang rasanya. Dingin sekali. Aku menggigil padahal aku sudah menggunakan pakaian yang cukup tebal (menurutku). Seperti yang sudah kusebutkan sebelumnya, Gunung Bromo berbeda dengan gunung-gunung lainnya, karena ketika tiba di spot sunrise, banyak tersedia warung-warung yang menyediakan makanan dan minuman hangat. Banyak pula yang menjual sarung tangan, syal, dan kupluk agar tidak kedinginan. Selain itu ada juga jasa sewa jaket tebal apabila tidak membawa sendiri. Disana juga tersedia fasilitas umum seperti toilet dan mushalla. Cukup unik bukan? hahaha bahkan salah seorang temanku menyebutkan bahwa pergi ke Gunung Bromo bukanlah mendaki gunung melainkan sama halnya dengan pergi tamasya atau rekreasi. Kami semua mampir sejenak ke warung untuk menghangatkan diri. Aku pun merapat ke perapian, karena saat itu tubuhku memang dingin sekali. Di sana aku bertemu dengan seorang Ibu dan Anaknya. Mereka berdua sedang tamasya Ibu Anak ke Gunung Bromo. Kebetulan sang Ibu sedang dinas di Malang dan sekaligus mengunjungi anaknya yang kuliah di sana. Sambil menunggu sunrise kami bercengkrama bertukar cerita sembari menghangatkan tubuh mengelilingi perapian.

Tak berapa lama, setelah adzan subuh, sekitar jam setengah lima, sang fajar mulai menampakkan diri. Semua wisatawan bergegas menuju spot yang tersedia. Saat itu cukup ramai baik dipenuhi wisatawan lokal maupun mancanegara. Semua dengan tujuan yang sama yaitu menikmati keindahan sang fajar terbit diufuk timur. 


Sumber: dokumentasi pribadi dengan kualitas kamera seadanya :)
Indah. Sangat Indah.
Lukisan Tuhan terpampang jelas di depan mata.
Sungguh luar biasa INDAH !
Pagi itu, kami semua menikmati sang fajar terbit di ufuk timur dengan gagahnya. Hawa dingin yang sedari tadi menusuk hingga ke tulang perlahan terlupakan. Semua pengunjung sibuk berfoto mengabadikan momen tersebut. Bagiku momen itu tak terlupakan. Ku rekam jelas momen itu melalui mataku. Betapa indahnya karunia sang pencipta.

Kemudian guide dari tour yang kami ikuti mengajak kami semua untuk menuju spot yang bernama Bukit Kingkong agar dapat lebih menikmati pemandangan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Hanya ditempuh dengan berjalan beberapa ratus meter dengan jalur yang cukup terjal tetapi aman. Di sana sunrise lebih jelas terlihat serta pemandangan Gunung Bromo juga bisa dinikmati dengan jelas. Kami para peserta tour semuanya sibuk mengabadikan setiap momen lewat lensa kamera masing-masing.  Aku hanya menggunakan kamera handphone seadanya hhehe.

Wajah-wajah peserta open trip yang harus disamarkan haha

Matahari pagi perlahan mulai naik menuju singgasana. Kami pun sangat puas menikmati matahari pagi dan semua pemandangan yang tersaji di atas sana.


Aku pun tak lupa ikut berfoto di sana hehee






Setelah puas di Bukit Kingkong, tour dilanjutkan menuju destinasi-destinasi berikutnya. Yang pertama yakni Lembah Widodaren. Perjalanan dimulain dengan menuruni perbukitan menggunakan mobil jeep. Berbeda dengan kedatangan kami yang gelap pada dini hari tadi, sekarang matahari sudah terbit sehingga kami semua dapat menikmati pemandangan sekitar sembari menuruni perbukitan. Gunung Bromo tampak gagah di sebelah kiri jalan. Mobil-mobil jeep lainnya nampak berlarian di padang pasir bawah. Indah sekali. Sungguh. Terlalu Indah.

Guide kami memarkir mobil pada spot tertentu di Lembah Widodaren, kemudian semua peserta tour mulai mencari tempat masing-masing untuk berfoto. Begitu pula dengan rombonganku. Semua sibuk berfoto dengan berbagai pose hahaha. Cuaca sudah cukup hangat. Angin berhembus cukup kencang. Hingga menerbangkan pasir ke tubuh kami. Lembah Widodaren dikelilingi pegunungan. Seketika berputar melihat sekeliling sungguh luar  biasa rasanya.   


Tak lupa ikut berfoto seperti yang lainnya :)





Sangat puas bermain di Lembah Widodaren. 
Destinasi selanjutnya yaitu Kawah Bromo. Di sana sangat ramai. Tidak hanya ramai oleh pengunjung tetapi juga oleh para pedagang makanan. Hebat kan? Itulah Bromo. Di lembah dekat kawah Bromo tersedia berbagai macam jajanan sehingga para pengunjung tidak perlu takut untuk kelaparan. Fasilitas umum seperti toilet juga tersedia. Jangan takut, toiletnya cukup bersih. Hanya saja airnya sangat dingin. Untuk menuju kawah Bromo dapat ditempuh dengan berjalan kaki, namun track nya cukup jauh. Eits jangan sedih dulu, di sana tersedia persewaan kuda yang siap mengantar ke 3/4 perjalanan menuu Kawah Bromo dengan tarif pp 50K. Saat itu aku sudah cukup lelah dan lapar, sehingga aku dan teman-teman baruku memutuskan untuk jajan-jajan saja mengisi perut hehe. Kami makan bakso sambil bercanda. Kapan lagi kan makan bakso di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. 

Setelah itu perjalanan dilanjutkan menuju ke padang Savanah dan Bukit Teletubis. Kenapa disebut Bukit Teletubis? kurasa karena perbukitan hijau yang menyerupai bukit-bukit yang ada di serial teletubis. Tiba di sana, para peserta lain kembali turun untuk berfoto sembari menikmati pemandangan. Saat itu savanahnya belum terlalu hijau karena baru saja lewat musim kemarau. Lalu apa yang kami lakukan? TIDUR hahaha. Kami cukup ngantuk setelah perut kenyang dan cukup kelelahan kurasa. Alhasil ketika peserta yang lain sibuk berpose, kami hanya di dalam jeep saja sambil mengucek mata karena baru bangun tidur dan mengobrol ringan sambil menunggu peserta lainnya. Jadilah aku tak punya foto di padang savanah tersebut huhuhu.

Selesai dari sana, rupanya tour telah berakhir. Kami pun dibawa rombongan turun ke titik pertemuan untuk bersih-bersih dan ganti mobil kemudian selanjutnya kembali di antar ke meeting point

Belum ke Malang kalau belum makan bakso malang hahaha. Kali ini aku makan bakso Cak Toha. Itu kali kedua aku kesana. Aku memang suka bakso itu. Dulu pernah juga mencoba bakso Presiden yang terkenal itu. Bakso Presiden yang letaknya di pingir rel kereta api. Sangat terkenal. Bahkan ku lihat banyak artis dan tokoh penting yang menikmati bakso disana. Tapi berbeda selera mungkin, aku justru lebih suka bakso Cak Toha. Lebih cocok dengan lidahku. Lain kali kalau ada kesempatan ke Malang lagi, STMJ Pak Sentot dan bakso Cak Toha adalah dua tempat yang tak mungkin ku lewatkan.

Yaaap setelah menikmati kuliner disana, Aku kembali ke Surabaya.M perjalanan yang cukup singkat, tetapi sangat sangat menyenangkan. Sangat berkesan.
Menikmati matahari pagi.
Mendapatkan teman baru.
Menyaksikan lukisan sang pencipta secara langsung.
Nikmat Tuhan Mana Lagi yang Kamu Dustakan?
Alhamdulillah ya Allah :)))

No comments:

Post a Comment