Instagram

Tuesday, January 01, 2019

Harapan di Tahun 2019

Selamat pagi satu Januari 2019,
Selamat siang satu Januari 2019,
Selamat sore satu Januari 2019,
dan Selamat malam satu Januari 2019.

Pagi ini aku terjaga dan membuka mata tanpa merasakan adanya perbedaan dari hari-hari sebelumnya. Semua terasa sama. Hanya tahun yang semakin bertambah. Tak kan lagi menulis angka delapan belas, namun sembilan belas. Yap ini hari pertama di tahun 2019. Seperti yang sudah ku katakan sebelumnya, tak ada yang beda. 

Banyak hal yang sudah ku lalui di dua ribu delapan belas. Suka dan dukanya sudah ku tuliskan di artikel sebelumnya. Aku berterima kasih untuk setiap pengalaman baru, teman baru, tempat baru, dan hal-hal baru yang ku dapatkan. Aku berterima kasih pula untuk setiap keluh kesah, air mata, kemarahan, kelelahan, kesendirian dan kesedihan yang diberikan. Tapi satu yang pasti, aku tak perna menyesal melewati dua ribu delapan belas dengan caraku itu. Hal-hal yang belum ku raih dan ku peroleh di tahun sebelumnya, ku harap dapat tercapai di tahun ini.

2018 memberikan begitu banyak pengalaman baru bagiku. Aku mendapat kesempatan mengasah kemampuan mengajar melalui tutor. Aku mendapat kesempatan untuk merasakan kerja paruh waktu yang sedari dulu cuma jadi bayangan sejak jaman sekolah. Dan aku pun mulai keluar dari zona nyaman. Aku berhasil melawan rasa malas dan rasa takut dengan pergi menjelajah ke beberapa tempat. Dari hal-hal tersebut aku mendapatkan teman-teman baru dan cerita-cerita baru yang bisa kubagikan dengan orang lain. Saat ini semuanya tersimpan rapi dalam bentuk kenangan yang indah.

Banyak hal juga yang belum ku raih dan ingin ku capai di tahun yang baru ini. Aku menyimpan banyak harapan di 2019. Menjadikan semua hal, tak terkecuali apapun itu, lebih baik lagi dari sebelumnya. Untuk mewujudkan semuanya, aku harus bertarung dengan diri sendiri, karena tanpa disadari lawan terberat untuk suatu perubahan yang baik adalah dari dalam diri sendiri. Rasa malas misalnya, menjadi salah satu hambatan terbesar. Tak ada yang bisa menolong  kecuali kesadaran dari diri sendiri. Kesadaran yang harus ditumbuhkan secara perlahan tapi berlanjut. Ada kalanya aku tersadar bahwa aku harus melawan rasa malas itu, namun hanya sesaat belaka. Kali ini kau bertekad tidak seperti itu lagi. Aku benar-benar harus melawan rasa malas itu jika aku ingin menjadi manusia yang lebih baik. Jika tidak, aku selamanya akan terpuruk seperti ini. Tanpa perubahan.

Hal yang paling ingin ku raih tahun ini adalah menyelesaikan study ku. Genap dua tahun sudah masa syudy ku dan aku masih belum lulus. Aku harus menambah satu semester lagi. Sangat disayangkan aku tak memanfaatkan waktu yang ku punya dengan bijak. Aku menyadari bahwa aku terlalu banyak bermain dan tak sungguh-sungguh.

Tesis yang seharusnya sudah harus rampung semester lalu malah terbengkalai dengan berbagai macam alasan. Genap dua bulan aku menelantarkan tesisku. Aku benar-benar rehat dari hal tersebut. Terakhir kali berhadapan dengannya, aku benar-benar setres, hingga ku putuskan untuk rehat. Dan sekarang saatnya untuk kembali, cukup sudah rehatnya. Tesis harus mulai ku kerjakan lagi. Masih banyak hal yang harus ku selesaikan demi menuju kelulusan itu. Dengan mengerjakan tesis, praktis aku juga mulai mencicil paper. Paper sejatinya juga menjadi salah satu syarat agar bisa lulus. Belum lagi juga harus mencari konferensi dalam waktu terdekat. Untuk paper dan konferensi bisa sejalan jika tesisku berjalan lancar dan membuahkan hasil. Tak hanya itu, untuk konferensi juga membutuhkan tak sedikit biaya. Aku harus pandai mengatur keuanganku. Selain itu, lulus toefl juga salah satu syarat kelulusan di kampusku. Selain harus memikirkan masalah tesis, paper, dan konferensi, aku juga harus belajar bahasa inggris kembali agar lulus tes toefl untuk syarat wisuda. Fokus utama tahun ini adalah menyelesaikan study yang telah tertunda, FIGHTING !

Tak dipungkiri setahun kedepan akan ku lalui bersama orang lain, entah orang yang berada di sekelilingku saat ini maupun orang-orang baru yang seiring waktu nantinya akan ku temui. Ada analogi yang menyebutkan bahwa sedikit banyak kepribadianmu dipengaruhi oleh circle life mu. Ada hadist di agamaku yang menyatakan bahwa, 
“Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR Bukhari 5534 dan Muslim 2628)

Disini sangat jelas dikatakan bahwa jika bersahabat dengan orang yang baik, maka akan ketularan kebaikannya begitu pula sebaliknya. Secara tak sadar, semakin bertambah usia, cirlce life akan semakin mengerucut. Semakin mengecil. Bisa jadi orang yang ada di sekitar hanya orang-orang itu saja. Bukan berarti tak mendapatkan teman baru atau mengenal orang baru, hanya saja mereka yang sejalan dan sevisi dengan diri kita hanya "itu-itu saja". Semakin dewasa diri maka akan semakin menghindari "drama-drama" yang tak penting itu. Akan semakin dewasa dan semakin bijak dalam menghadapi berbagai hal dan berbagai situasi. 

Positive vibes brings you a good life.
Kalimat di atas ada benarnya, sesuai dengan hadist sebelumnya. Saat berada di lingkungan yang berisi orang-orang beraura positif, hidup rasanya nyaman dan damai. Tidak ada kecemasan. Tidak ada berbagai macam penyakit hati. Semua seolah berjalan mulus sesuai dengan keinginan. Begitu pula sebaliknya, negative vibes gives you bad life. Memang begitulah adanya.

Dulu aku pernah mendengar istilah toxic friendship. Cukup populer hingga muncul banyak quotes agar menjauhi toxic friendship. Jujur aku kurang paham diskripsi toxic friendship secara keseluruhan, tetapi yang ku tahu ialah bahwa konsep pertemanan itu tidak sehat. Tanpa disadari salah satu pihak merasa sangat dirugikan, dalam hal apapun itu. Jika kamu berada di circle life yang membuatmu tidak nyaman. Keluar dari zona itu. Bukannya kamu egois, tapi itu adalah caramu mencintai dirimu sendiri, caramu menghargai dirimu sendiri. Jadi sebisa mungkin jauhi toxic friendship.

Selain menghindari hal-hal negatif dan toxic friendship, Aku juga ingin agar tahun ini dapat travelling ke tempat-tempat baru. Lebih banyak travelling dari sebelumnya. Karena aku adalah anak rumahan yang mencoba terbang melihat dunia. Aku mencoba menembus tembok pembatas zona nyamanku. Dari pengalamanku tahun lalu, aku memperoleh kebahagiaan tersendiri dengan travelling itu.

Aku juga ingin hidup lebih sehat lagi. Lebih rajin berolahraga. Memakan makanan yang sehat. Mencintai diri sendiri. Intinya melakukan segala hal positif yang membawa  dan mendatangkan kebahagiaan pada diri sendiri. 

Tak ada salahnya berharap akan banyak hal di awal yang baru. Harapan membawa pada segala usaha untuk meraihnya. Aku ingin meraih kebahagiaan yang lebih ditahun ini. Aku ingin lulus kuliah. Aku ingin mengunjungi tempat-tempat baru. Aku ingin mendapat teman-teman baru lagi. Aku ingin mendapat pengalaman baru lagi. Aku ingin lebih berguna dan bermanfaat sebagai manusia di muka bumi ini. Begitulah caraku mencintai diriku. Begitulah caraku memperoeh kebahagiaan. Karena hidup cuma sekali, pilihan ada di tangan, dan lakukan yang terbaik.

SEMANGAT !
2019 TESIS RAMPUNG !  
2019 WISUDA !
AMIN YRA

No comments:

Post a Comment