Instagram

Thursday, September 15, 2016

Adek Ketemu Gede

Aku telah menuntut ilmu di dua perguruan tinggi yang berbeda dalam kurun waktu enam tahun terakhir. Banyak pengalaman, teman, suka maupun duka yang telah ku alami. Setiap tempat baru menyajikan hal berbeda. Lingkungan sekitar punya cara tersendiri untuk menyambut kita.

September 2010, aku resmi menjadi mahasiswa salah satu perguruan tinggi negeri di kota Padang. Saat pertama kali datang ke kota itu, aku sedikit kecewa karena kotanya jauh dari ekspektasiku. Sebelumnya hanya mendengar dan melihat kota Padang dari televisi. Tentu saja aku punya harapan besar akan lingkungan dan suasana kota yang modern. Apalagi sebelumnya aku menetap di kota Palembang beberapa bulan ketika mengikuti bimbingan belajar masuk perguruan tinggi. Suasana kota yang semrawut dan kurang tertata rapi. Mungkin hal itu karena kota itu baru saja ditimpa bencana gempa bumi setahun silam. Pembangunan kembali infrasruktur tentunya memakan biaya yang besar dan membutuhkan waktu yang cukup lama. Selain itu memperbaiki mental masyarakay korban bencana gempa juga penting. Jadi, tak khayal kota itu terlihat sedikit semrawut.

Namun kekecewaan itu hanya sementara. Aku cukup puas dengan suasana dan lingkungan kampus yang menurutku sangat mendukung bagi mahasiswa. Lingkungan yang masih sangat asri, bagaimana tidak? Kampusku terletak di area perbukitan yang tentu saja masih dipenuhi pohon-pohon rindang. Suasanya sangat sejuk. Selain lingkungan kampus, suasana tempat kost-ku juga cukup mendukung dan nyaman.

Selama di Padang, aku beberapa kali pindah kost-an. Pertama kali aku tinggal di tempat yang suasananya benar-benar nuansa islami. Ada sekitar 10 orang yang tinggal di rumah tersebut. Mereka semua mengenakan hijab yang cukup panjang. Benar-benar tipe waniya soleha. Sementara aku, tampilanku masih seperti biasanya. Tanpa hijab dan ala kadarnya. Merasa tidak sesuai disana, aku pindah kost. Di tempat kedua inilah aku bertemu dengan sahabatku kak steffianne dan kak delvi. Karena itu tahun pertamaku kuliah, aku menjadi yang paling muda di kost-an tersebut. Sungguh pengalaman baru bagiku, karena pada dasarnya aku anak tertua di rumah, dan aku suka pengalamn baru menjadi yang bungsu.

Aku berbagi kamar dengan kak steffi, begitu panggilan akrab untuknya. Walau lebih tua setahun dariku, ternyata aku memiliki banyak kesamaan dengan kak steffi sehingga kami langsung klop satu sama lain. Di kamar sebelah di isi oleh salah satu dosen muda yang masih single saat itu. Aku benar-benar kagum pada beliau. Masih muda dan berkarir bagus. Dalam hati aku berdoa agar seperti Beliau. Kak Delvi namanya. Banyak sekali yang aku pelajari dari beliau. Pengalaman hidup dan hal lainnya. Selain di kost-an, beliau juga mengenalkanku ke keluarga besarnya. Aku kenal hampir seluruh anggota keluarga beliau. Mereka semua orang baik. Setiap liburan dan aku tidak pulang ke Bengkulu, beliau selalu mengajakku untuk pulang ke rumahnya. Benar-benar pengalaman baru yang berkesan dan menyenangkan.

Tahun kedua, aku dan kak delvi pindah kost-an. Ke tempat yang lebih baik tentunya. Kurang lebih setahun aku tinggal dengan beliau disana, sampai akhirnya beliau menikah dan punya anak perempuan yang sangat cantik.

Tahun ketiga, aku pindah kost-an yang tempatnya tidak jauh dari tempat kak delvi. Di kost-an baru ini, aku berbagi kamar dengan mahasiswa asal Medan. Kak Riski namanya. Kurang lebih 8 bulan kami bersama. Berbagi cerita dan kami juga wisuda bersamaan di tahun 2013. Desember di tahun yang sama, aku meninggalkan kota penuh kenangan itu, kembali ke Bengkulu.

Beberapa kali pindah kost-an memberiku banyak pengalaman baru, teman baru dan cerita baru. Benar-benar tiada harganya.

Agustus 2014, aku diterima disalah satu perguruan tinggi negeri di kota Palembang, melanjutkan jenjang pendidikanku. Dan di sini pun aku kembali kost. Lagi-lagi aku bertemu orang baru. Akan tetapi, kali ini aku menjadi yang tertua. Butuh waktu beberapa bulan untuk mengakrabkan diri dengan teman-teman, lebih tepatny adik-adik baruku ini. Setelah beberapa bulan itu, aku baru mengetahui nama-nama mereka. Ayu,Mei,Dan Ita. Mereka berumur lebih muda dariku. Awalnya sedikit sulit untuk mengakrabkan diri dengan mereka karena kesibukan masing-masing sehingga jarang bertemu di rumah. Beruntungnya, dalam beberapa bulan dapat kenal lebih akrab dengan mereka bertiga. Namun sayangnya, Ita harus pindah tempat dan aku belum sempat mengenalnya lebih dekat lagi. Mei yang saat itu masih kelas tiga SMA terlihat lebih ramah. Anak mungil dan imut, pikirku. Ayu yang lebih muda dua tahun dariku, tepat tinggal disebelah kamarku. Setelah ita pindah, kami bertiga lebih akrab dan kerap kali bersenda gurau baik di kamarku maupun di kamar Ayu. Setelah mengenal mereka lebih dekat, ternyata mereka lebih menyenangkan. Petemanan kami perlahan mulai terjalin. Hampir setiap malam di penuhi cerita cerita absurb di kamar Ayu ataupun di kamarku. Sayangnya setelah setahum berlalu dan Mei masuk perguruan tinggi. Dia memutuskan untuk pindah kost. Tinggalah aku berdua dengan Ayu. Kamar lain belum ada penghuni baru. Hanya kami berdua, sampai akhirnya tahun ajaran baru di mulai. Datanglah adik-adik baru ini. Elsa dan Intan namanya. Mereka bedua berasal dari daerah yang sama dengam Ayu, sehingga memudahkan kami untuk akrab. Seiring waktu berjalan, suasana mencair dan mengalir adanya. Kami berempat bersenda gurau penuh tawa di tempat kost itu. Adik-adik inilah yang menemani dan mengisi hari-hariku. Tingkah polos dan cerita mereka menjadi hiburan tersendiri bagiku.

Dua tahun aku tinggal di rumah kost itu. Setelah wisuda april 2016, aku harus pindah ke tempat sepupuku agar tidak perlu membayar kost lagi. Aku berpisah tempat tinggal dengan adik-adik baru ini. Namun hubungan komunikasi kami masih terkalin erat. Di zaman yang super canggih ini, kami tetap bisa bersenda gurau dan bergosip ria meskipun berbeda tempat. Sampai saat ini, aku masih bertemu dengan mereka bertiga. Aku juga masih sering menginap di kost-an tersebut hanya untuk melepas penat sesaat.

Dari Padang Ke Palembang.
Dari menjadi adik hingga memperoleh adik.
Setiap perjumpaan selalu ada perpisahaam.
Setiap pengalaman bahkan sekecil apapun, hal tersebut sangat berharga.

No comments:

Post a Comment